Mohon tunggu...
nav nocwnb
nav nocwnb Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Novel

nav nocwnb adalah seorang penulis novel yang aktif di platform online seperti Wattpad, Dreame, dan Fizzo. Pengalamannya dalam dunia kepenulisan sudah dimulai sejak tahun 2019. Karya-karya yang dihasilkannya pun sudah beragam, dengan fokus tulisan dalam genre Fiksi Remaja. Selain itu, dia juga memiliki pengalaman lain di bidang penerbitan, menjadi editor novel di beberapa penerbit.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terlalu Jauh Itu Luka

4 Oktober 2024   11:50 Diperbarui: 4 Oktober 2024   12:07 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Diba kenapa tega sekali sama Bapak dan Ibu? Kenapa Diba bohong ke Ibu dan Bapak?"

Dahiku mengerut. "Diba bohong soal apa, Pak?"

"Selama ini, Diba sering minta uang buat praktikum, tapi sebenernya bukan untuk praktikum, 'kan? Diba sering bolos kuliah, Diba sering ninggalin salat, Diba udah jarang ngaji." Bapak menjelaskan dengan terbata, tatapannya memancarkan kekecewaan yang teramat dalam.

Bagaimana bisa Bapak tahu? Apakah Syifa selama ini melapor pada Bapak dan Ibu?

"Jangan salahin orang lain, Diba. Bapak sama Ibu minta kamu jaga diri baik-baik di sana, apa itu susah? Diba udah capek ya, sama aturan dari Bapak sama Ibu?"

Aku menggeleng cepat. "Nggak, Pak."

"Bapak kecelakaan karena tadi waktu di mobil buka handphone, ada nomor yang ngirim foto kamu lagi main, kebanyakan sama anak cowok, laporan juga kamu nggak salat dan selalu pulang Magrib."

Diam. Aku tidak tahu aku harus apa. Situasi ini sama sekali tidak pernah aku pikirkan sama sekali. Siapa yang mengirim itu semua?

"Namanya Vania, nomor yang ngirim laporan tentang kamu. Diba ... jangan jauh dari Allah, Nduk. Terlalu jauh dari-Nya itu cuma bikin luka. Luka di dunia dan juga di akhirat kelak. Luka itu sakit, Nduk. Bapak sama Ibu nggak mau kamu kesakitan karena jauh dari Allah."

Air mataku kembali berlinang. Bahkan setelah Bapak tahu tentang kebenaran yang terjadi padaku ... beliau tetap mengutamakan aku. Bapak tidak marah padaku, Bapak hanya takut Allah marah padaku. Bapak ... bagaimana bisa tetap memikirkan yang terbaik untukku? "Bapak, maafin Diba. Ibu, maafin Diba."

Bapak tersenyum sendu. Rasanya sakit melihat senyuman itu. Apakah ini salah satu luka yang Bapak sebutkan? "Bapak sama Ibu mau yang terbaik sama kamu. Bisa janji sama kami buat nggak jauh dari Allah, Nduk?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun