Mohon tunggu...
nav nocwnb
nav nocwnb Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Novel

nav nocwnb adalah seorang penulis novel yang aktif di platform online seperti Wattpad, Dreame, dan Fizzo. Pengalamannya dalam dunia kepenulisan sudah dimulai sejak tahun 2019. Karya-karya yang dihasilkannya pun sudah beragam, dengan fokus tulisan dalam genre Fiksi Remaja. Selain itu, dia juga memiliki pengalaman lain di bidang penerbitan, menjadi editor novel di beberapa penerbit.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terlalu Jauh Itu Luka

4 Oktober 2024   11:50 Diperbarui: 4 Oktober 2024   12:07 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mendengarnya masih berbicara dengan nada ketus itu membuatku menangis keras. "Bapak kecelakaan, Syif. Aku mau pulang!" kataku lalu menangis tersedu-sedu. Bagai ada sesuatu yang menikamku kala mengatakan itu, sakit sekali mendengar kabar ini. Padahal, siang tadi aku masih meminta uang pada Ibu.

"Innalillahi. Kondisinya gimana? Ya Allah, kamu udah beli tiketnya?" Aku dapat melihatnya yang terkejut. Dia langsung membombardirku dengan pertanyaan.

"Udah, aku pesen tiket paling pagi. Ini mau pesen taksi, semoga keburu. Doain Bapak biar nggak kenapa-napa ya, Syif. Aku takut ...." Iya, aku benar-benar takut jika harus merasakan hal yang tidak aku inginkan.

"Aamiin, Ya Allah. Bentar ya, aku siap-siap dulu, aku anter kamu ke bandara."

Beruntungnya, kota Jakarta ini tidak pernah sepi. Kami tidak perlu waktu lama untuk mendapatkan taksi secara online. Selama menuju bandara, aku tak henti mengeluarkan air mata, takut sekali hal yang tidak diinginkan terjadi pada Bapak. Ya Allah, semoga Engkau masih mau mendengarku, semoga Bapak nggak apa-apa, Ya Allah. Hanya itu yang bisa aku ucapkan dalam hati sepanjang perjalanan.

"Berdoa terus aja ya, Diba. Banyak-banyak minta ke Allah, semoga kondisi Bapak membaik." Syifa mencoba menenangkanku, dia memelukku.

Aku hanya mengangguk menanggapinya. Tenagaku terasa terserap habis karena kabar ini, membutaku tidak bisa berkata-kata.

***

"Ibu! Gimana kondisi Bapak, Bu?!"

"Nduk!" Ibu menangis dan langsung memelukku kala aku tiba di rumah sakit. Tangisannya begitu pilu, membuat hatiku ikut teriris mendengarnya. Ya Allah, setega itu aku kepada Bapak dan Ibuku yang menyayangiku ini?

 Bayangan sikapku selama di Jakarta tidak dapat aku tepis dari ingatanku pada saat seperti ini. Air mataku menitik, mengalir deras. Perasaanku campur aduk, takut kehilangan Bapak dan merasa menyesal karena tidak ingat bagaimana perjuangan orang tuaku sampai aku bisa kuliah.

"Bapak nggak ada luka serius kata dokternya, Nduk. Sekarang tinggal tunggu Bapak sadar aja, tapi tetep aja, Nduk, Ibu cemas!" Ibu masih menangis memelukku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun