Mohon tunggu...
Nava Dwi Elyu Sururin
Nava Dwi Elyu Sururin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekonomi Politik Internasional: Merkantilisme dalam Perang Dagang Amerika Serikat dan Tiongkok

8 Maret 2024   10:47 Diperbarui: 29 Maret 2024   14:25 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Ketika Trump terpilih menjadi presiden membuat perekonomian global dalam kondisi dan situasi yang panas. Ia memilih untuk menerapkan perdagangan multilateral saja. Berbeda dengan Tiongkok yang dipimpin oleh Xi Jinping yang mendukung dan tetap menerapkan perdagangan bebas. Sebagai cara untuk menghadapi  Tiongkok,  Trump mengembangkan strategi ekonomi menaikkan tarif barang - barang Tiongkok.  Lalu pada tanggal 17 Januari 2018 , Trump bertemu dengan Tiongkok dan melakukan ancaman karena menganggap tiongkok telah mencuri Hak Atas Intelektual (HAKI). Selain itu , pada tanggal 22 Januari 2018 , Trump mengumumkan tarif terhadap semua negara di dunia , kecuali kepada Kanada untuk produk panel surya sebesar 30 % dan mesin cuci sebesar 20%. Disisi lain, AS juga menetapkan tarif sebesar 25%terhadap 1.300 produk teknologi, transportasi, dan kesehatan . Namun, pada tanggal 4 Februari 2018 , Tiongkok menyatakan ketidaksetujuannya terhadap tindakan yang diambil oleh Trump , termasuk kenaikan harga sorgum impor yang bersumber dari AS sebesar US$1,1 milliar.


Perang dagang yang terjadi diantara kedua negara ini juga dipicu oleh kenaikan tarif pajak sebesar 25% dan 10% untuk aluminium pada tanggal 8 Maret 2018. Tiongkok menanggapi tindakan AS pada 22 Maret 2018 dengan pembatasan tarif impor sebesar US$3 juta untuk 128 jenis barang produksi AS , termasuk komoditas pertanian, bahan bangunan, permen, dan babi. AS mengajukan permintaan ke WTO membuat penyelesaian terhadap pelanggaran HAKI. Lalu pada tanggal 4 April 2018 Tiongkok juga menetapkan tarif sebesar US$50 miliar terhadap 106 produk AS termasuk kacang kedelai, daging sapi, dan berbagai kendaraan. Tidak hanya itu, Tiongkok juga mengajukan keluhan kepada WTO mengenai pembebanan tarif baja oleh AS.


Akhirnya kedua negara ini memutuskan untuk melakukan perundingan untuk membahas dan mencari jalan keluar atas konflik yang mereka hadapi. Akan tetapi dalam perundingan pertama yang dilakukan keduanya belum menemukan kesepakatan. Kedua negara ini juga terus melakukan kenaikan tarif dan terlihat seperti saling berbalas tarif yang tidak ada titiknya. Akibat adanya pembalasan tarif tersebut membuat kedua negara memutuskan untuk mengadakan kembali perundingan agar masalah yang dihadapi keduanya dapat terselesaikan. Amerika Serikat dan Tiongkok melakukan perundingan disaat yang bersamaan dengan pertemuan G20 pada 30 November 2018. Dalam perundingan ini dihasilkan persetujuan genjatan senjata 90 hari. Selain itu, Tiongkok akan meningkatkan investasi pada produk produk yang berkaitan dengan pertanian dan energi AS. Hasilnya, pada 24 Februari 2019, Trump kembali melanjutkan tarif barang Tiongkok senilai $200 milliar menjadi 25 % dari 10 % total. Hal ini dilakukan karena kontribusi signifikan yang diberikan kedua pihak dalam perjanjian perdagangan dengan Tiongkok.


Setelah mengalami perang dagang hampir dua tahun lamanya, pada tanggal 15 Januari 2020 akhirnya kedua negara ini mencapai kesepakatan Tahap I untuk menetapkan "masa jeda" perang yang terjadi diantara keduanya. Kesepakatan ini ditandatangani di Washington DC oleh Trump dan Liu Hie. Dalam kesepakatan ini juga dihadiri oleh para anggota parta Republik dan para pemimpin bisnis. Dengan adanya kesepakatan ini, Trump mengatakan bahwa akan menjalin hubungan yang lebih baik dengan Tiongkok.

DAFTAR PUSTAKA
Syami, Rizky Andriana. 2023. Perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok dalam Perspektif Ekonomi Politik Internasional. http://repositori.unsil.ac.id/11248/


Sonia Agusti Parbo. 2020. Negosiasi Perang Dagang Amerika Serikat dan Tiongkok. https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/medek/article/download/7102/6595


Carnegie Endowment for Internasional Peace. 2017. Trump's National Security Strategy: A New Brand of Mercantilism?. https://carnegieendowment.org/2017/08/17/trump-s-national-security-strategy-new-brand-of-mercantilism-pub-72816

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun