"Apakah kau tidak penasaran hah, biasanya dia muncul saat kita hampir tutup"
"Bisa jadi orang gila bukan"
"Tidak! Kau harus percaya padaku, orang gila mana yang diajak ngobrol masih nyambung hah? Kemarin aku sempat bertemu dengannya. Sepertinya dia masih remaja"
Remaja? Apakah orang yang sekilas ku lihat saat itu? Haish, sekarang aku beneran penasaran.
Caffe sudah tutup, dan orang itu belum terlihat. Sungguh! Aku menunggunya karena rasa penasaran ku yang tidak tertahan. Setelah hampir setengah jam, akhirnya diriku melihat sosok itu.
Aku berteriak memanggilnya, "Tunggu! Hei kau disana! Bisakah kita bicara sebentar" Orang itu berhenti berjalan dan membalikkan badannya.
Aku terdiam. Tunggu.. aku mengenalnya, aku mengenal dia..
"Kael? Ini kah dirimu?" ujarku memastikan, sedangkan dia tidak bicara apapun. Tetap diam.
Melihat raut wajahnya yang kebingungan membuat hatiku sedikit teriris.
"Kau lupa padaku hm? Ini aku kakakmu, Mahesa" Aku tidak bisa menahan diriku untuk memeluk nya, dia tidak berubah. Meskipun dia bertambah besar, tapi wajahnya tetap sama seperti dulu. Aku tidak salah ini benar-benar dia.
      "Kakak?"