Mohon tunggu...
Naura Safiranur Rohman
Naura Safiranur Rohman Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

hanya seorang anak sma yang nyari hikmah dengan nulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kembali, Dia Kembali

29 Desember 2022   09:12 Diperbarui: 29 Desember 2022   09:21 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"belum ada pelanggan bang Dev, ngga usah lebay napa" saat aku menoleh lagi ke depan, hei dimana remaja tadi? aku menggedikkan bahu lalu masuk ke dalam.

Jam menunjukkan pukul 16.00 WIB, pertanda caffe sudah harus tutup. Lumayan ramai pelanggan yang datang, aku sampai kewalahan tapi juga sangat senang. Lihatlah produk di caffe ludes! rekor untuk hari ini, semoga bos memberikan bonus. Baiklah, mari kita bersih bersih.

"aku pulang dulu, sampai berjumpa besok!" ujarku pada haje dan bang Dev.

Aku tidak langsung pulang, bersinggah di toko serba ada untuk membeli keperluan besok. Berdiam sejenak, menikmati indahnya senja. Membahas tentang senja aku jadi teringat kael, eh aku belum memperkenalkan adikku bukan? namanya Kaelzan Dwi Alkuna. Kael sangat menyukai senja, senja adalah segalanya bagi dia. Kalau kata dia

"Senja itu unik banget kak! Ada banyak makna tersirat di dalam senja, ada kebahagiaan ada juga perpisahan"

Ilustrasi (pict: Dokumen Pribadi)
Ilustrasi (pict: Dokumen Pribadi)

Aku menghembuskan nafas panjang, netra coklat ku menatap lurus ke langit oren itu. Aku masih mengingat saat senja adalah sebuah pergantian waktu dari sore menuju malam, begitu pula dengan waktu ada kalanya berputar cepat dan terkadang lambat dan itu yang terjadi saat aku menunggu Dia.

Andai saja peristiwa itu tidak terjadi, mungkin nasib ku tidak seperti sekarang ini. Diriku terhenyak pelan, seharusnya aku bisa menyelesaikan masalah tersebut. Tapi apa daya, nasi sudah menjadi bubur.

Dddrrtt... Drrrrtt...

Ponselku berbunyi, segera aku mengambil benda pipih itu dari sakuku.

"Mama?" cepat-cepat aku mengangkat telfon, dengan nada lemah lembut aku bertanya kepada nya. "Mama ada apa? Ada yang mama perlukan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun