Mohon tunggu...
Naura artanti shafwan
Naura artanti shafwan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Bisnis digital Universitas Negeri Jakarta

Saya mahasiswa aktif di Universitas Negeri Jakarta dengan jurusan Bisnis digital, hobi saya olahraga dan juga mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kosep, Jenis, Resiko, dan Perkembangan Financial Technology di Indonesia

26 Oktober 2024   20:28 Diperbarui: 26 Oktober 2024   20:28 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Risiko yang terkait dengan agen:

  • Dalam layanan keuangan digital, agen adalah perantara yang bertanggung jawab menyediakan akses terhadap layanan keuangan di wilayah yang tidak terjangkau oleh bank atau lembaga keuangan formal.

  • Risiko utama adalah kurangnya kontrol dan pengawasan terhadap agen, yang dapat menyebabkan masalah seperti penyalahgunaan wewenang, penipuan, dan layanan yang tidak memadai. Selain itu, agen mungkin tidak memiliki pelatihan atau pengetahuan yang memadai tentang produk keuangan digital dan berisiko memberikan informasi yang salah atau tidak memadai kepada pengguna.

Risiko terkait teknologi digital:

  • Teknologi digital yang digunakan untuk inklusi keuangan mencakup aplikasi seluler, perangkat lunak  transaksi keuangan, sistem pembayaran elektronik, dan jaringan komunikasi. Risiko yang terkait dengan teknologi ini mencakup keamanan siber, seperti ancaman peretasan dan malware yang dapat menyebabkan pelanggaran data dan pencurian dana.

  • Selain itu, ketergantungan pada jaringan Internet dan infrastruktur teknis menimbulkan risiko kegagalan sistem. Kegagalan atau serangan apapun terhadap infrastruktur ini dapat mengganggu layanan keuangan digital, sehingga pengguna tidak dapat mengakses layanan atau mengalami kesalahan transaksi.

  • Ada juga risiko terkait fungsionalitas pengguna, karena layanan digital mungkin sulit digunakan secara aman bagi mereka yang belum paham teknologi, sehingga meningkatkan risiko  penipuan dan penyalahgunaan.

Perkembangan Fintech di Indonesia dan Bentuk dasar Fintech

Layanan Fintech di Indonesia berkembang pesat sejak diperkenalkan di Indonesia pada awal tahun 1986, saat masyarakat Indonesia pertama kali menggunakan ATM. Selain itu, penggunaan fintech di masa lalu juga ditandai dengan penggunaan kabel transatlantik dan telegraf untuk mendukung transaksi keuangan dan kebutuhan informasi masyarakat Indonesia. Perkembangan tren FinTech di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor, yang dapat dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah kategori faktor yang berperan di tingkat perusahaan dan memungkinkan perusahaan mengendalikan tindakan faktor-faktor tersebut. Sedangkan faktor eksternal mengacu pada negara asal (Indonesia) dan termasuk dalam kategori faktor yang berada di luar kendali perusahaan. 

  • Internal

Karena perkembangan Fintech bertepatan dengan perkembangan teknologi yang maju dari waktu ke waktu, maka kemajuan teknologi juga mempengaruhi perkembangan tren Fintech. Dalam penerapannya pada perkembangan tren  fintech, teknologi tergolong dalam faktor internal. Sebab, cara penggunaan teknologi dan fungsinya dalam mendukung proses bisnis perusahaan merupakan elemen yang dapat dikendalikan oleh perusahaan.

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun