Pandemi Covid-19 menimbulkan banyak kerugian dari berbagai aspek, khusus bidang kesehatan. Hal ini membuat banyak negara untuk memprioritaskan penanganan pandemi sebaik mungkin. Selain itu, pandemi Covid-19 juga mendorong banyak orang yang bekerja di bidang teknologi untuk berinovasi, terutama untuk membantu bidang kesehatan.
Terdapat banyak teknologi yang telah muncul dan berpotensi untuk penanganan Covid-19, seperti artificial intelligence, machine learning, internet of things, big data, virtual reality, holography, cloud computing, autonomous robot, 3D scanning & printing, dan biosensor.
Artificial intelligence atau kecerdasan buatan adalah suatu metode yang digunakan untuk menyerupai kecerdasan benda mati bahkan makhluk hidup untuk menyelesaikan suatu permasalahan.Â
Salah satu metode yang dikembangkan menggunakan artificial intelligence adalah machine learning atau pembelajaran mesin. Machine learning sendiri adalah metode yang paling digunakan untuk meniru ataupun menggantikan peran manusia dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Machine learning difokuskan untuk melakukan pembelajaran dari pekerjaan yang sebelumnya telah diperintahkan dengan kinerjanya yang terukur. Machine learning secara umum dibagi menjadi 3, yaitu supervised learning, unsupervised learning, dan reinforcement learning.Â
Tenaga kesehatan sangat membutuhkan teknologi pengambilan keputusan untuk menangani virus ini dan membantu mereka mendapatkan penanganan yang tepat secara real-time untuk menghindari penyebaran virus. Artificial intelligence dipilih karena dapat bekerja dengan baik untuk meniru seperti kecerdasan manusia.Â
Teknologi ini digunakan untuk menyaring, menganalisis, memprediksi, serta melacak pasien saat ini dan kemungkinan pasien di masa depan. Selain itu artificial intelligence juga bisa membantu melacak kasus yang terkonfirmasi, pasien sembuh, dan kematian.
Artificial intelligence dan machine learning merupakan teknologi yang dapat dengan mudah mendeteksi dan mengidentifikasi kasus secara dini, pengawasan secara digital, memberi informasi pada publik, memprediksi perkembangan pasien, pelacakan kontak, membantu pengembangan obat dan vaksin, serta mengurangi beban kerja petugas kesehatan. Berikut adalah penjelasannya :
1. Mendeteksi dan mengidentifikasi kasus secara dini.
Artificial intelligence dapat dengan cepat menganalisis jika terdapat gejala-gejala yang tidak teratur serta hal berbahaya lainnya. Hal itu dapat membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat dan efisien. Artificial intelligence sangat membantu dalam diagnosis kasus yang terinfeksi dengan bantuan teknologi seperti Computed Tomography (CT), Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), dan X-ray scan pada bagian tubuh manusia.
2. Pemantauan kasus secara digital
Machine learning dapat digunakan untuk memantau kasus secara digital. Mulai dari jumlah kasus harian, tingkat kematian, jumlah pasien sembuh, dan masih banyak lainnya.Â
Hal tersebut telah dilakukan oleh Healthmap, WHO, serta ourworldindata. Adapun cara mereka untuk memperoleh data adalah dengan mengumpulkannya dari berbagai media seperti website resmi, berita, sosial media di seluruh dunia dalam 115 bahasa. Kemudian, dengan bantuan machine learning data tersebut dapat diolah sehingga dapat ditampilkan pada website tersebut.
3. Pemeriksaan mandiri secara daring
Selain menampilkan data berkaitan tentang Covid-19, machine learning juga dapat membantu masyarakat untuk pemeriksaan gejala mandiri secara online tanpa harus ke rumah sakit. Di Indonesia sendiri, pemerintah DKI Jakarta bekerja sama dengan Harvard CLM Team berhasil menciptakan Corona Likelihood Metric (CLM) atau Aplikasi Uji Risiko Mandiri Gejala Covid-19.Â
Corona Likelihood Metric (CLM) merupakan aplikasi pengujian yang ditujukan untuk membantu masyarakat dalam mengukur risiko kemungkinan terpapar Covid-19 serta menyarankan apa yang harus dilakukan. Terdapat 3 tipe data yang menjadi tumpuan dalam penghitungan CLM. Yaitu kondisi demografi, riwayat gejala dan pasien Covid-19.Â
Selain CLM, terdapat aplikasi serupa yaitu prixa.ai. Prixa.ai merupakan aplikasi sistem pemeriksa gejala berbasis AI. Cara kerjanya kurang lebih sama dengan CLM, pertama-tama prixa.ai akan mendeteksi keluhan yang dialami pengguna, kemudian prixa.ai akan mengumpulkan informasi kesehatan yang terkait dengan keluhan pengguna, selanjutnya prixa.ai akan memberi prediksi kemungkinan kondisi dan menginformasikan penanganan yang dapat pengguna lakukan.
4. Memberi informasi pada publik melalui internet
Pemberian informasi yang relevan kepada publik merupakan hal yang penting untuk memastikan kepercayaan publik terhadap pemerintah dalam penanggulangan Covid-19. Tetapi, informasi tersebut bisa saja tidak dapat terjamin kebenarannya. Sehingga diperlukanlah media untuk pemerintah memberikan informasi yang terpercaya kepada masyarakat.Â
Berbagai negara telah memanfaatkan artificial intelligence untuk membantu menyebarkan informasi kepada rakyatnya. Aplikasi seperti Arogya Setu (India), Close Contact (Tiongkok), dan lain-lainnya membantu mengetahui informasi penyebaran infeksi Covid-19 dan membuat seseorang mengetahui data secara real-time.Â
Perusahaan lokal bernama Prosa.Ai juga tidak mau ketinggalan, mereka berhasil membuat aplikasi asisten virtual untuk membantu pemerintah menyampaikan informasi seputar Covid-19. Fitur-fitur yang ditawarkan oleh Prosa.Ai antara lain adalah Chatbot E-GOVTÂ dan Covid-19 Social Media Monitoring.Â
Chatbot E-GOVT merupakan asisten virtual berupa chatbot untuk membantu pemerintah menyampaikan informasi seputar Covid-19. Chatbot yang bekerja selama 24/7 ini juga digunakan pemerintah untuk melakukan survey dan deteksi dini terhadap publik.Â
Sedangkan Covid-19 Social Media Monitoring sendiri adalah online monitoring dashboard untuk menampilkan berita terkini serta persentase berita hoaks yang berhubungan dengan Covid-19 beredar di media sosial.
5. Memprediksi perkembangan pasien
Para peneliti mencoba mencari cara bagaimana mereka dapat memprediksi perkembangan pasien yang terpapar virus Covid-19 sehingga dapat dipersiapkan tindakan terbaik selanjutnya. Peneliti dari Tiongkok berhasil membuat XGBoost : model berbasis machine learning untuk memprediksi perkembangan dan keberlangsungan hidup pasien yang terpapar Covid-19. XGBoost dapat memprediksi pasien berisiko tinggi, memberikan bantuan medis terbaik, penyaringan yang tepat, pengendalian penyebarannya secara real-time, dan banyak lagi. Machine learning dipilih karena dapat belajar dari catatan pasien dan dapat memprediksi perencanaan serta fasilitas medis yang lebih baik, dan penyebaran virus kedepannya.
6. Pelacakan kontak
Apabile seseorang terkonfirmasi positif Covid-19, langkah penting berikutnya adalah melakukan pelacakan kontak agar tercegahnya penyebaran penyakit yang lebih luas. Menurut WHO, infeksi menyebar dari orang ke orang biasanya melalui air liur, tetesan, atau kotoran dari hidung melalui transmisi kontak.Â
Proses pelacakan kontak adalah untuk mengidentifikasi orang-orang yang baru saja kontak dengan orang yang terpapar Covid-19 untuk menghindari penyebaran lebih lanjut. Umumnya, proses mengidentifikasi orang yang terinfeksi dengan tindak lanjut selama 14 hari sejak paparan.Â
Jika dilakukan secara menyeluruh, proses ini dapat memutus rantai penularan virus corona baru saat ini dan menekan wabah dengan memberikan peluang lebih tinggi untuk pengendalian yang memadai dan membantu mengurangi besarnya pandemi.Â
Dalam hal ini, berbagai berupaya membuat proses pelacakan kontak digital dengan aplikasi seluler, memanfaatkan berbagai teknologi seperti Bluetooth, Global Positioning System (GPS), Grafik sosial, detail kontak, API berbasis jaringan, data pelacakan seluler, dan transaksi kartu data.Â
Proses pelacakan kontak digital dapat dilakukan secara virtual real-time dan jauh lebih cepat dibandingkan dengan sistem non-digital. Semua aplikasi digital ini dirancang untuk mengumpulkan data pribadi individu, yang akan dianalisis oleh alat machine learning dan artificial intelligence untuk melacak seseorang yang rentan terhadap virus baru karena rantai kontak mereka baru-baru ini.
7. Membantu pengembangan obat dan vaksin
Artificial intelligence telah terbukti memiliki dampak dalam pengembangan vaksin Covid19 karena mampu mengidentifikasi urutan protein dan mendeteksi mutasi Covid-19 baru. Protein ini dapat diprediksi oleh Vaxign dan alat berbasis machine learning yang bernama VaxignML reverse vaccinology tools untuk memprediksi kandidat vaksin Covid-19.Â
Selain itu AI juga membantu dalam vaksinasi dengan menentukan kelompok usia tertentu serta wilayah, sehingga meningkatkan kemampuan manusia dalam mengambil keputusan.
8. Mengurangi beban kerja petugas kesehatan
Petugas kesehatan benar-benar kesulitan dan membutuhkan bantuan dalam menghadapi lonjakan mendadak jumlah kasus Covid-19. Teknologi artificial intelligence yang dipasang pada sebuah robot dapat membantu pekerjaan petugas kesehatan, bahkan membantu kegiatan operasi sehingga tidak memerlukan bantuan banyak orang.Â
Selain itu, di luar ruang operasi, artificial intelligence dan machine learning dapat dimanfaatkan untuk menerima pasien secara digital, memantau tanda-tanda vital pada pasien, mengidentifikasi penyakit yang darurat, membersihkan ruangan, mengganti infus pasien, serta mengirim obat ataupun makanan pasien.
Sejak merebaknya Covid-19, para peneliti dan industri medis di seluruh dunia di mana-mana didesak untuk memerangi pandemi.Â
Mereka mencari cara untuk dengan mudah mendeteksi dan mengidentifikasi kasus secara dini, memberikan pengawasan secara digital, memberi informasi pada publik, memprediksi perkembangan pasien, melakukan pelacakan kontak, membantu pengembangan obat dan vaksin, serta mengurangi beban kerja petugas kesehatan lainnya. Artificial intelligence dan machine learning adalah metode yang menjanjikan yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.Â
Artikel ini membahas studi terbaru yang menerapkan teknologi canggih tersebut dalam mengatasi masalah dan tantangan dalam masalah Covid-19 ini. Terbukti bahwa dengan kemampuannya yang dapat memberikan hasil yang lebih cepat dan akurat, artificial intelligence dan machine learning merupakan teknologi yang inovatif untuk memerangi pandemi Covid-19.
Pada kedepannya, dengan teknologi yang akan semakin canggih lagi, jika kita menyadari peran teknologi artificial intelligence dan machine learning, maka kita akan dapat lebih mempersiapkan apabila terjadi kejadian serupa.Â
Seluruh aspek mulai dari pemerintah hingga peneliti diharapkan bekerja sama agar pengembangan teknologi artificial intelligence dan machine learning dalam jangka panjang berjalan dengan baik sehingga kita lebih memiliki kesiapan dalam menghadapi penyakit semacam ini lagi pada masa mendatang. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H