Mohon tunggu...
Naufal Humam
Naufal Humam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga jurusan Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi yang berminat dalam bidang teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penggunaan Teknologi Artificial Intelligence dan Machine Learning dalam Penanganan Covid-19

19 Juni 2022   15:43 Diperbarui: 19 Juni 2022   16:03 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal tersebut telah dilakukan oleh Healthmap, WHO, serta ourworldindata. Adapun cara mereka untuk memperoleh data adalah dengan mengumpulkannya dari berbagai media seperti website resmi, berita, sosial media di seluruh dunia dalam 115 bahasa. Kemudian, dengan bantuan machine learning data tersebut dapat diolah sehingga dapat ditampilkan pada website tersebut.

3. Pemeriksaan mandiri secara daring

Selain menampilkan data berkaitan tentang Covid-19, machine learning juga dapat membantu masyarakat untuk pemeriksaan gejala mandiri secara online tanpa harus ke rumah sakit. Di Indonesia sendiri, pemerintah DKI Jakarta bekerja sama dengan Harvard CLM Team berhasil menciptakan Corona Likelihood Metric (CLM) atau Aplikasi Uji Risiko Mandiri Gejala Covid-19. 

Corona Likelihood Metric (CLM) merupakan aplikasi pengujian yang ditujukan untuk membantu masyarakat dalam mengukur risiko kemungkinan terpapar Covid-19 serta menyarankan apa yang harus dilakukan. Terdapat 3 tipe data yang menjadi tumpuan dalam penghitungan CLM. Yaitu kondisi demografi, riwayat gejala dan pasien Covid-19. 

Selain CLM, terdapat aplikasi serupa yaitu prixa.ai. Prixa.ai merupakan aplikasi sistem pemeriksa gejala berbasis AI. Cara kerjanya kurang lebih sama dengan CLM, pertama-tama prixa.ai akan mendeteksi keluhan yang dialami pengguna, kemudian prixa.ai akan mengumpulkan informasi kesehatan yang terkait dengan keluhan pengguna, selanjutnya prixa.ai akan memberi prediksi kemungkinan kondisi dan menginformasikan penanganan yang dapat pengguna lakukan.

4. Memberi informasi pada publik melalui internet

Pemberian informasi yang relevan kepada publik merupakan hal yang penting untuk memastikan kepercayaan publik terhadap pemerintah dalam penanggulangan Covid-19. Tetapi, informasi tersebut bisa saja tidak dapat terjamin kebenarannya. Sehingga diperlukanlah media untuk pemerintah memberikan informasi yang terpercaya kepada masyarakat. 

Berbagai negara telah memanfaatkan artificial intelligence untuk membantu menyebarkan informasi kepada rakyatnya. Aplikasi seperti Arogya Setu (India), Close Contact (Tiongkok), dan lain-lainnya membantu mengetahui informasi penyebaran infeksi Covid-19 dan membuat seseorang mengetahui data secara real-time. 

Perusahaan lokal bernama Prosa.Ai juga tidak mau ketinggalan, mereka berhasil membuat aplikasi asisten virtual untuk membantu pemerintah menyampaikan informasi seputar Covid-19. Fitur-fitur yang ditawarkan oleh Prosa.Ai antara lain adalah Chatbot E-GOVT dan Covid-19 Social Media Monitoring. 

Chatbot E-GOVT merupakan asisten virtual berupa chatbot untuk membantu pemerintah menyampaikan informasi seputar Covid-19. Chatbot yang bekerja selama 24/7 ini juga digunakan pemerintah untuk melakukan survey dan deteksi dini terhadap publik. 

Sedangkan Covid-19 Social Media Monitoring sendiri adalah online monitoring dashboard untuk menampilkan berita terkini serta persentase berita hoaks yang berhubungan dengan Covid-19 beredar di media sosial.

5. Memprediksi perkembangan pasien

Para peneliti mencoba mencari cara bagaimana mereka dapat memprediksi perkembangan pasien yang terpapar virus Covid-19 sehingga dapat dipersiapkan tindakan terbaik selanjutnya. Peneliti dari Tiongkok berhasil membuat XGBoost : model berbasis machine learning untuk memprediksi perkembangan dan keberlangsungan hidup pasien yang terpapar Covid-19. XGBoost dapat memprediksi pasien berisiko tinggi, memberikan bantuan medis terbaik, penyaringan yang tepat, pengendalian penyebarannya secara real-time, dan banyak lagi. Machine learning dipilih karena dapat belajar dari catatan pasien dan dapat memprediksi perencanaan serta fasilitas medis yang lebih baik, dan penyebaran virus kedepannya.

6. Pelacakan kontak

Apabile seseorang terkonfirmasi positif Covid-19, langkah penting berikutnya adalah melakukan pelacakan kontak agar tercegahnya penyebaran penyakit yang lebih luas. Menurut WHO, infeksi menyebar dari orang ke orang biasanya melalui air liur, tetesan, atau kotoran dari hidung melalui transmisi kontak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun