Kendati Hamka mempelajari dan menyampaikan tentang berbagai hal baru kepada massa seperti ideologi besar dunia saat itu yaitu sosialisme-komunisme. Namun, ia sendiri tidak terbawa arus untuk tampil sebagai propagandisnya.
Hamka mengarahkan narasi-narasi pidatonya agar tiap-tiap poin pembicaraan yang tampak samar menjadi jelas dan dapat diterima hati para pendengarnya, terutama kaum muda di ranah Minang untuk lebih dekat lagi dengan ajaran Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!