Guru perlu membangun lingkungan belajar yang tidak hanya nyaman, melainkan juga menghadirkan keadilan terhadap prespektif laim setiap anak didiknya.
2. Proaktif Dalam Mendengarkan Keluhan Peserta Didik
Menjadi guru memang tidaklah mudah karena selain harus mentransfer ilmu, ia juga harus memainkan peran sebagai orangtua di sekolah.
Salah satu hal yang dapat dilakukan guru untuk mencegah tindakan bullying adalah dengan secara aktif mendengar dan menanyakan keluhan kepada para siswa.
Sebab, dalam kasus-kasus tertentu, siswa yang dibully adalah mereka yang minim melakukan interaksi. Dan hal ini banyak sekali faktornya.
Tapi di sisi yang bebeda, ada pula guru (wali kelas) yang memiliki karakter cuek sehingga menciptakan jarak kepada peserta didik.
Hal itu yang kemudian menjadi celah bersemayamnya perilaku intimidasi yang dilakukan oleh sekelompok siswa.
3. Perlunya Tindakan Intervensi yang Dilakukan Oleh Pihak Sekolah
Selain pendidik, orangtua dan peserta didik, hal yang tidak kalah penting adalah upaya yang bisa dilakukan pihak sekolah dalam mencegah terjadinya perilaku bullying.
Hal ini dapat berupa pembuatan program anti-bullying yang dapat disimulasikan minimal 1x kepada peserta didik baru, menyiapkan prasarana pendukung yang dapat memantau gerak-gerik peserta didik di sekolah, serta menyiapkan form keluhan anonim yang bisa diakukan siswa.
Hal itu penting dilakukan karena siswa yang menjadi korban merasa tertekan dan takut untuk menyuarakan kebenaran.
Selain itu, pihak sekolah juga wajin turut melakukan pendampingan kepada siswa yang telah menjadi korban tindakan bullying di sekolah.
4. Perlu Adanya Komunikasi Secara Komprehensif Antara Guru dan Orang Tua
Mendidik itu tidak bisa dilakukan oleh satu dua orang, melainkan memerlukan upaya kolektif dari banyak pihak.
Maka penting bagi guru, khususnya antara wali kelas dan orangtua peserta didik untuk saling merawat hubungan komunikasi yang baik.