Mohon tunggu...
Romeo
Romeo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - siswa

human

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Landasan Karakter Bangsa Indonesia

14 April 2023   19:41 Diperbarui: 14 April 2023   19:50 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sila pertama yang berbunyi "KeTuhanan yang maha esa" memiliki nilai religiusitas sebagai sumber etika dan spiritualitas yang ber fundamen etik kehidupan bernegara. 

Di dalam kerangka hubungan antara negara dan agama, diharapkan bahwa negara dapat bertindak sebagai pelindung dan pengembang kehidupan beragama, sedangkan agama diharapkan dapat memainkan peran publik yang berkaitan dengan etika sosial. 

Hal ini merupakan suatu upaya untuk memastikan bahwa  hak asasi manusia untuk beragama dan kepercayaan dapat diakui dan dihargai, serta mengelola nilai-nilai sosial dan moral yang positif di dalam masyarakat.  Agar terjalin hubungan harmonis antara agama dan negara, dibutuhkan pemahaman bahwa peran keduanya sebaiknya dibedakan, namun tidak perlu dipisahkan. 

Hal ini dapat tercapai dengan memastikan bahwa batas otoritas masing-masing entitas dipahami dan dihormati secara bersamaan. Sila Ketuhanan menekankan prinsip bahwa moralitas dan spiritualitas keagamaan berperan penting untuk menjaga keutuhan dan keberlangsungan suatu negara. 

Oleh karena itu, komunitas agama harus aktif melakukan introspeksi dan pembaharuan, dengan menggali nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam agama, serta menyesuaikan dengan tuntutan zaman dan perkembangan kehidupan manusia.

Sila kedua berbunyi "kemanusiaan yang adil dan beradab" memiliki nilai-nilai kemanusiaan universal yang diakui dalam etika-politik, yang bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam, dan sifat-sifat sosial manusia. 

Hal ini dianggap signifikan dalam membentuk fondasi moral dan prinsip yang memandu tindakan dan kebijakan politik yang menghargai Hak Asasi Manusia (HAM). Landasan etik sebagai prasyarat persaudaraan universal ini adalah "adil" dan "beradab". Komitmen bangsa Indonesia dalam memuliakan nilai-nilai kemanusiaan itu sangat visioner, mendahului "Universal Declaration of Human Rights" yang baru dideklarasikan pada 1948. 

Prinsip kebangsaan yang mengarah pada persaudaraan dunia dikembangkan melalui dua cara yaitu eksternalisasi dan internalisasi. Eksternalisasi meliputi upaya untuk memperluas pengaruh prinsip kebangsaan ke luar negeri, misalnya melalui diplomasi, perdagangan internasional, atau kerjasama internasional. 

Sedangkan internalisasi melibatkan upaya untuk memperkuat dan menanamkan prinsip kebangsaan di dalam negeri, melalui pendidikan, pembentukan budaya, atau kebijakan  nasional. Keduanya memiliki peran penting dalam pengembangan prinsip kebangsaan dan menjaga hubungan yang harmonis antara negara-negara di dunia. 

Sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia", aktualisasi nilai-nilai etis kemanusiaan harus terlebih dahulu ditanamkan secara kuat dalam lingkungan pergaulan kebangsaan sebelum menjangkau pergaulan dunia yang lebih luas. 

Indonesia sebagai negara persatuan kebangsaan yang mengatasi paham golongan dan perseorangan, memperlihatkan persatuan dalam keragaman dengan konsep kebangsaan yang mengekspresikan persatuan dalam keragaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun