Selepas meletakkan botol minuman ia menjawab, “Namaku Lana, dan kita berasal dari Indonesia, tepatnya Yogyakarta, kau pasti lupa akan hal itu.”
Aku menghelas nafas “Ya benar, memang begitulah.”
Di sepanjang perjalanan aku memilih untuk tidur, akan tetapi baru sekitar 3 jam perjalanan, aku sudah terbangun kembali. Diam diam aku melirik Lana, ia sibuk dengan koran bacaannya “Sungguh orang yang membosankan”, pikirku.
Ia kemudian melipat korannya “Sebentar lagi kita akan sampai, bersiap-siaplah”.
Aku pun memilih mengangguk dan bersiap-siap.
Setibanya kami di bandara, Lana langsung menggenggam tanganku dan membawaku masuk ke dalam mobil. “Jalan pak” ucapnya kepada sang sopir.
Lana kemudian menghadap kepadaku “Kita kerumah dulu, kemudian istirahat, dan esok harinya aku akan mengajakmu ke suatu tempat.”
Aku terdiam sebentar kemudian berkata “Baiklah, aku akan ikut bersamamu.”
Aku terkesima dengan rumah Lana yang begitu megahnya. Ia tersenyum “Ini rumahmu sekarang, rumah kita berdua, ayo cepatlah masuk!”
Selepas masuk kamar, aku mengistirahatkan badanku “Akhirnya aku bisa tidur kembali dengan kasur,” Ucapku dengan penuh rasa senang.
Esok harinya, Lana membangunkanku, memintaku untuk cepat membersihkan diri dan pergi untuk sarapan. Aku pun patuh dan langsung membersihkan diri. Kulihat di meja makan hanya ada Lana, tapi dibagian dapur ada dua orang bibi sedang sibuk mempersiapkan sesuatu. Lana menengok ke arahku “Cepatlah sarapan, agar kita tidak terlambat.”