Mohon tunggu...
Natasya Vira
Natasya Vira Mohon Tunggu... Lainnya - Sarjana Sastra Indonesia

Sastra, senja, dan banyaknya bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dari Sel Gelap Menuju Harapan: Perjalanan Juna Kembali Hidup

2 Februari 2025   14:15 Diperbarui: 2 Februari 2025   14:15 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi-lagi aku hanya diam, tak berminat memberi jawaban.

“Aku adalah kakak kandungmu? apakah kau lupa? kita dulu tinggal di panti asuhan sampai panti asuhan itu terbakar dan akhirnya kita terpisah,” Ucapnya penuh getaran.

Ia kemudian melanjutkan ceritanya “ Saat itu, aku diadopsi oleh dua pasang suami istri, mereka seorang pengusaha, dan sayangnya mereka saat ini telah tiada. Sejak kejadian kebakaran empat tahun lalu, aku selalu mencari keberadaanmu, tapi tak ada satu orang pun yang mengetahuinya. Akhirnya, setelah bertahun-tahun aku menemukanmu berkat rekanku yang merupakan polisi baru disini.”

Aku pun melihatnya “Aku sama sekali tak ingat apapun.”

Ia merengkuh badanku “Tak apa, aku paham keadaanmu, mari keluar dari sini, dan membuka lembaran baru kehidupan kita.”

Sekarang aku terduduk, menunggu laki-laki yang mengatakan bahwa ia kakakku. Ia sedang mengurus berkas kebebasanku. Sekitar 1 jam kemudian, ia kembali dengan penuh tawa “Akhirnya kau bebas Juna! Mari kembali ke negara kita!”

Aku ingin tersenyum, tapi entah mengapa rasanya sangat kaku. “Mengapa kau tak menjawab perkataanku Juna? Apakah kau masih tak percaya padaku?” Ucapnya lirih.

Aku menghadap ke arahnya “tidak bukannya begitu, aku hanya benar benar bingung dengan semua keadaan yang menimpaku.”

Ia menggenggam tanganku “Maafkan kakakmu yang bodoh ini, begitu lambat untuk menemukanmu.”

Kedua tanganku bergetar “Tak apa, memang sudah takdirku seperti ini.”

Kami pun menaiki pesawat, kemudian duduk dibagian paling belakang. Aku mengubah posisi agar dapat berhadapan dengannya “Eum, namamu? dan sebenarnya kita berasal dari mana?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun