Selepas itu ayah pergi tanpa mengatakan apapun. Aku langsung berlari mendekati tubuh ibu, memeriksa deru nafasnya, nadinya, dan aku pun tercekat. Ibu meninggal dan aku menyaksikannya di depan mataku sendiri. Tangisku pecah, aku kehilangan sosok yang menyayangiku seperti anak kandungnya sendiri.
Aku berdiri mengangkat mayat ibu dan memindahkannya ke sofa. Kemudian aku berlari ke rumah tetangga mencari pertolongan. Berita tentang kematian ibuku pun menyebar dengan cepat. Warga warga berdatangan, akan tetapi tak ada orang yang berani menyentuh mayat ibuku.
Suara mobil ambulance menggema, “Akhirnya ibu bisa dibersihkan dan ayah harus mempertanggungjawabkan perbuatannya”, batinku. Selepas mayat ibuku dimasukkan ke dalam mobil ambulance, tiba-tiba datang polisi bersama ayahku.
Polisi-polisi tersebut mendekat dan memborgol tanganku. Aku pun terkejut, “Ada apa ini pak? Apa salah saya?”
Baru saja polisi ingin menjawab pertanyaanku, ayahku sudah menyela “Bawa dia pak, anak gila itu yang sudah membunuh istri saya!”
Seketika itu juga tubuhku melemas, “Bagaimana bisa? bukankah ayah sendiri yang membunuh ibu? aku melihatnya sendiri dengan dua mata kepalaku!”
Kedua polisi yang memegangiku langsung membawaku masuk ke mobil polisi. Di dalam mobil polisi aku terdiam penuh tanda tanya. Aku kembali melihat borgol yang melingkar sepurna di kedua tanganku. Aku menghela nafas, kemudian kutatap salah satu polisi “Pak, mengapa saya ditangkap?”
Polisi itu kemudian mendengus, “Sudah diamlah, nanti kau harus memberi penjelasan saat di intrograsi!”
Air mataku lagi-lagi jatuh, semakin lemas saja tubuhku. Lalu, aku pun membalik posisiku menjadi menghadap jalanan. Tak butuh waktu lama untuk sampai di kantor polisi, kiranya sekitar 15 menit dari rumahku.
“Hei, cepatlah keluar, jangan manja!”, ucap salah satu polisi. Aku pun turun, kemudian dua polisi memegangiku dan membawaku ke suatu ruangan.
Sesampainya di ruangan tersebut, aku langsung dihujani banyak pertanyaan. Kutatap badan polisi itu, “Saya melihat ayah sendiri yang membunuh ibu saya, pak.”