Posisi Indonesia di perlintasan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) yang bersinggungan dengan klaim negara lain, terutama China, Vietnam, dan Malaysia, menjadikan Indonesia rentan terhadap pelanggaran kedaulatan. Insiden di wilayah Natuna sering kali melibatkan kapal-kapal asing yang melanggar ZEE Indonesia, menimbulkan ketegangan diplomatik dan mengancam kedaulatan maritim Indonesia.2. Keamanan Maritim
Ketegangan di LCS dapat berdampak negatif pada keamanan maritim di sekitar perairan Indonesia. Stabilitas kawasan sangat penting untuk pelayaran internasional, terutama di Selat Malaka dan Laut Natuna yang merupakan jalur utama pengiriman energi dan perdagangan global. Ketidakstabilan di LCS dapat mengganggu arus pelayaran dan merugikan ekonomi Indonesia.
3. Ekonomi dan Energi
Sumber daya alam yang melimpah di LCS, terutama minyak dan gas, adalah aset strategis yang sangat penting. Konflik yang berlarut-larut dapat menghambat eksplorasi dan eksploitasi sumber daya ini, serta mengganggu kepentingan ekonomi Indonesia di kawasan tersebut.
Peran Indonesia dalam Menangani Konflik
Sebagai negara non-pengklaim, Indonesia memiliki peran strategis dalam upaya penyelesaian konflik di LCS. Beberapa langkah yang dapat diambil oleh Indonesia adalah:
1.Pendekatan Bilateral dan Multilateral
Melalui pendekatan bilateral, Indonesia dapat memperkuat hubungan dengan negara-negara tetangga. Perjanjian batas ZEE antara Indonesia dan Vietnam yang ditandatangani pada tahun 2023 adalah contoh konkret upaya untuk menyelesaikan sengketa secara damai dan legal. Selain itu, Indonesia dapat berperan aktif dalam forum ASEAN untuk mendorong kerjasama regional dan menghindari eskalasi konflik.
2.Mediasi Internasional
Indonesia dapat memanfaatkan perannya sebagai anggota ASEAN dan pihak UNCLOS 1982 untuk mendorong mekanisme mediasi dan arbitrase internasional. Melalui proses ini, Indonesia dapat membantu menciptakan platform dialog yang konstruktif antara negara-negara pengklaim untuk mencari solusi damai.
3.Kehadiran dan Penegakan Hukum