Mohon tunggu...
Pendidikan

Pemanfaatan Sifat Totipotensi Tanaman, Menguntungkan atau Merugikan?

29 Agustus 2018   17:21 Diperbarui: 29 Agustus 2018   17:33 2366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan teknologi yang berlangsung sangat cepat kini juga merambat pada bidang pertanian. Teknik baru mulai dikembangkan untuk melestarikan plasma nutfah. Salah satu teknik yang saat ini sangat umum digunakan adalah kultur jaringan.

Kultur jaringan adalah cara untuk memperbanyak tanaman tertentu dengan cara pengambilan sel atau jaringan dari tanaman yang sudah dewasa sehingga dapat diperoleh tanaman baru yang sempurna. 

Untuk melakukan kultur jaringan, didasari oleh sifat totipotensi yang dimiliki tumbuhan. Sifat totipotensi sendiri adalah sifat suatu sel atau jaringan tumbuhan yang apabila diletakkan pada media yang sesuai akan dapat menghasilkan individu baru yang sempurna. Untuk itu diperlukan kondisi yang steril pada saat melakukan kultur jaringan juga media yang tepat yaitu media yang mengandung nutrisi dan hormon.

Kultur jaringan banyak dilakukan karena mudah dan hanya membutuhkan sebagian kecil dari tubuh tanaman. Bagian yang diambil biasanya hanya beberapa milimeter dari sel jaringan tumbuhan pada organ batang, akar, ataupun daun. Selain itu hasil yang didapatkan dari kultur jaringan adalah individu baru yang sempurna, maka sangat bermanfaat untuk memperbanyak jenis tanaman tertentu dalam waktu yang singkat. Manfaat lain dari kultur jaringan yaitu dapat diperolehnya tumbuhan yang bebas virus, disebabkan penggunaan eksplan yang juga benar-benar bebas virus.

Meski demikian, kultur jaringan juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya : dibutuhkan modal yang tinggi untuk membangun laboratorium khusus sebagai media pengembangan tanaman yang dikulturkan dan juga untuk membeli peralatan serta perlengkapannya. Selain itu, diperlukan sumber daya manusia yang handal untuk menangani kultur jaringan. Serta dampak yang terlihat langsung pada tanaman hasil kultur jaringan adalah kurang kokohnya akar tanaman tersebut.

Adapun beberapa teknik-teknik yang umum dilakukan pada saat melakukan kultur jaringan adalah sebagai berikut : Pertama, Kultur Meristem adalah kultur jaringan pada tanaman yang menggunakan jaringan meristematik berupa meristem puncak terminal ataupun meristem tunas aksilar. 

Penyebab banyaknya penggunaan teknik ini disebabkan oleh sifat sel meristem yang stabil karena mitosis pada sel meristem terjadi bersamaan dengan pembelahan sel yang berkesinambungan sehingga ekstra duplikasi DNA dapat dihindari. Kedua, Kultur Pollen adalah kultur jaringan yang menggunakan induk dari serbuk sari atau benang sari tanaman.

Yang ketiga, Kultur Kloroplas adalah kultur jaringfan yang memanfaatkan kloroplas tanaman. Biasanya kultur jaringan dengan teknik ini memiliki tujuan untuk memperbaiki variestas tanaman.Keempat, Somatic Cross (Kultur protoplas) adalah kultur jaringan yang menyilangkan dua jenis protoplasma menjadi satu untuk menghasilkan individu baru. 

Kelima, Kultur Biji adalah kultur jaringan yang memanfaatkan jaringan pada biji tu,buhan untuk membentuk individu yang baru, kultur jenis ini bermanfaat untuk mempercepat dan mempermudah perkecambahan dari biji yang sulit berkecambah.

Untuk melakukan kultur jaringan ada beberapa metode yang harus dicermati, yang pertama adalah pembuatan media. Pembuatan media merupakan faktor penentu dan terutama. Media yang digunakan harus steril agar tanaman yang dikulturkan dapat berkembang dengan baik. Media yang digunakan biasanya terdiri dari unsur hara, hormon, dan vitamin. Kedua, inisiasi yang berarti tahap pengambilan sel/jaringan dari tumbuhan yang akan dikulturkan. Ketiga adalah sterilisasi, yaitu tahap mensterilkan peralatan dan media tanaman yang akan digunakan. 

Yang keempat adalah multiplikasi, tahap menanam jaringan/sel yang sudah diambil pada media yang sudah disediakan. Kelima, pengakaran. Pada tahap ini eksplan yang ditanam sudah mulai menunjukkan adanya pertumbuhan akar. 

Bila eksplan sudah mulai menujukkan tanda itu berarti, kultur jaringan berjalan dengan baik. Yang terakhir adalah aklimatisasi. Aklimatisasi adalah proses pemindahan eksplan yang tadinya berada di dalam ruangan menjadi di luar ruangan, sehingga bakal tanaman tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

Pada tahun 1954, beberapa orang bernama Muer, Hildebrant, dan Riker, mengemukakan prinsip mengenai kultur jaringan yang memiliki kesamaan dengan perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif contohnya setek. 

Pada setek, baik itu setek daun,batang,maupun akar ada bagian tumbuhan yang dipotong dan ditanam ditanah hingga tumbuh menjadi tumbuhan yang baru. Pada kultur jaringan, media yang digunakan harus benar-benar steril, selain itu perbedaan pada kultur jaringan dan setek adalah pemanfaatan sifat totipotensi tanaman.

Seorang ahli fisiologi dari jerman bernama G.Heberland adalah orang pertama yang mengemukakan teori totipotensi pada tanaman. Akan tetapi mahasiswa bernama F.C Steward adalah yang pertama berhasil melakukan percobaan mengenai sifat totipotensi tumbuhan. Ia memotong-motong jaringan floem pada akar tumbuhan. 

Kalus akan terbentuk ketika sel-sel mengalami pembelahan yang kemudian akan dipisahkan kedalam media bernutrien sehingga kalus dapat mengalami pembelahan dan membentuk embrio.

Teori totipotensi sel menyatakan bahwa setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yang mampu membelah diri dan berdiferensiasi menjadi tanaman baru yang utuh dan sempurna. 

Sifat totipotensi ini pada linimasa dimanfaatkan sebagai cara untuk memperoleh keturunan atau individu baru yang sifatnya seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat. Sel-sel tumbuhan yang memiliki sifat totipotensi ini dapat mempertahankan potensi zigot untuk melakukan pembentukan pada semua bagian organisme secara matang.

Secara umum, tujuan kultur jaringan dengan pemanfaatan sifat totipotensi pada tumbuhan ini memiliki tujuan utama untuk melestarikan plasma nutfah. Plasma nutfah adalah bagian tubuh tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme yang mempunyai fungsi dan kemampuan mewariskan sifat. 

Indonesia merupakan negara yang amat kaya akan keanekaragaman hayatinya, salah satunya adalah keanekaragaman hayati tumbuhan. Berbagai jenis tumbuhan yang kaya akan manfaat tumbuh di Indonesia, seperti pohon enau atau aren sebagai penghasil gula, cengkeh sebagai rempah-rempah, serta sirih yang bermanfaat untuk memperkuat gigi dan mencegah kanker mulut.

Dewasa ini, berkat kemajuan dibidang teknologi, salah satunya dengan adanya kultur jaringan tersebut, banyak negara yang sekarang mengambil gen plasma nutfah yang berasal dari negara lain, dibawa kenegaranya sendiri untuk dikulturkan dan dikembangbiakkan disana. Menurut saya, tindakan itu tidak akan menjadi masalah dan merugikan negara yang diambil plasma nutfahnya apabila masih dalam jumlah yang terkendali dan sesuai ijin pemerintah negara asal. 

Karena apabila pengambilan gen tersebut tidak berdasarkan ijin, tindakan itu dapat dinilai sebagai pencurian plasma nutfah. Selain itu, apabila pengambilan gen tanaman dengan sifat totipotensi itu dilakukan oleh negara yang tidak bertanggung jawab, bisa saja terjadi peristiwa pengklaiman secara sepihak bahwa tanaman tersebut adalah tanaman endemik dari negara pengambil.

Semakin banyak gen tanaman milik indonesia yang diambil, maka semakin sedikit tanaman endemik atau tanaman khas Indonesia. Hal itu disebabkan karena negara lainpun mulai mengkulturkan dan mengembangkan tanaman yang tadinya hanya berada di indonesia menjadi ada juga di negara mereka.

Jika hal ini banyak terjadi, maka Indonesia akan mengalami kerugian yang besar. Misalnya, tadinya Indonesia dikenal sebagai negara penghasil rempah-rempah karena memiliki cengkeh yang merupakan tanaman khas yang hanya tumbuh di Indonesia. Banyak negara-negara yang berebut untuk membeli cengkeh dari bangsa Indonesia, sehingga eksport dari negara kita ini akan besar jumlahnya. 

Tetapi, apabila negara lain juga mulai mengembangkan tanaman cengkeh di negara mereka masing-masing, mereka tidak akan merasa perlu lagi untuk membeli rempah-rempah berupa cengkeh itu dari Indonesia. Hal ini berdampak pada menurunnya eksport yang juga akan berdampak pada menurunnya devisa negara.

Tetapi, harus kita sadari juga bahwa negara kita masih negara yang berkembang dengan SDM yang masih tertinggal dibanding negara-negara yang sudah maju. Mungkin saja masih sangat banyak manfaat yang terkandung dalam tanaman khas Indonesia. Tetapi ilmuwan-ilmuwan dari Indonesia belum mampu memnemukan apa saja manfaatnya. Maka, disinilah peran negara lain itu ada.

Mereka yang mengambil gen tanaman endemik Indonesia dan mengkulturkannya di negara mereka masing-masing dengan memanfaatkan sifat totipotensi tumbuhan ini mampu meneliti apa saja kandungan dan manfaat yang terdapat dalam tanaman tersebut. Dengan adanya peralatan dan SDM yang lebih canggih tentu akan lebih mungkin bagi mereka untuk memberikan hasil penelitian yang lebih akurat.

Perijinan yang diberikan pemerintah pada saat negara lain ingin mengambil gen plasma nutfah tanaman Indonesia ini menjadi seperti sebuah lambang kerjasama yang nantinya berujung pada hasil penelitian juga diberikan pada pemerintah Indonesia. 

Jika hal ini terjadi, berarti Indonesia menjadi mampu menindak lebih lanjut apa yang harus dilakukan pada tanaman tersebut setelah tahu apa manfaatnya. Dengan tindakan yang tepat apakah akan dieksport atau akan dimanfaatkan untuk kepentingan negara sendiri, tanaman tersebut yang tadinya tidak diketahui apa manfaatnya bisa menjadi bermanfaat bagi kesejahteraan negara.

Pengambilan gen plasma nutfah untuk melakukan kultur jaringan dengan memanfaatkan sifat totipotensi ini akan menjadi sangat bermanfaat tergantung kebijakan penggunanya. Misalkan, selain untuk melakukan pengkulturan jenis tanaman tertentu di negara lain, totipotensi ini juga dapat bermanfaat untuk mengkulturkan jenis tanaman yang sudah langka, contohnya Raflesia arnoldi. 

Dengan kultur jaringan dan sifat totipotensi tersebut, akan dihasilkan individu baru dari tanaman yang langka dan jumlah banyak dan dalam waktu yang singkat. Sehingga membantu tanaman secara spesifik untuk terbebas dari kelangkaan.

Bentuk lain nilai plus dari pemanfaatan sifat totipotensi tumbuhan adalah tidak perlu khawatirnya akan musim dan cuaca yang buruk. Karena kultur jaringan tidak tergantung pada musim sehingga memungkinkan terjadinya produksi sepanjang tahun.

Kendati ada banyak sekali manfaat dari sifat totipotensi tumbuhan ini, ada pula kerugiaannya. Sesungguhnya kerugian tersebut sebagian besar terjadi karena sikap tidak bertanggung jawab manusia. Contohnya, suatu tanaman beracun dimanfaatkan sifat totipotensinya kemudian dikembangkan. Racun yang didapatkan dari tanaman tersebut dapat digunakan untuk hal-hal yang tidak baik atau dapat pula dijual ke pasar gelap dengan harga yang mahal.

Sifat totipotensi tumbuhan, menguntungkan atau malah merugikan? Sebetulnya itu semua tergantung pada bagaimana cara manusia menyikapinya. Apakah akan dimanfaatkan untuk tujuan yang baik seperti pelestarian tanaman langka, atau malah mengembangkan tanaman beracun untuk dijual dalam harga mahal. 

Di linimasa, banyak kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Seperti kebutuhan pangan, sandang, dan papan yang merupakan kebutuhan primer.

Semuanya itu berasal dari tumbuhan, misalnya pangan berasal dari tumbuhan padi, sandang berasal dari tumbuhan kapas, papan berasal dari pohon jati, dan lain-lain. Karena semakin banyaknya populasi manusia, maka kebutuhan akan ketiga hal pokok itu juga semakin meningkat, yang juga berarti semakin banyaknya tumbuhan yang diperlukan.

Tanpa pemanfaatan sifat totipotensi ini, lama kelamaan tumbuhan akan habis dan punah karena terus menerus digunakan. Maka, saya sangat setuju dengan adanya pemanfaatan sifat totipotensi yang memungkinkan setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yang mampu membelah diri dan berdiferensiasi menjadi tanaman baru yang utuh dan sempurna, dengan begitu resiko tumbuhan punah dapat ditekan karena individu baru dapat dikembangkan dengan mudah, cepat, dan dalam jumlah yang banyak.

Referensi : 

modulbiologi.com

wiki/Totipotensi

manfaat.co.id

wiki/Plasma_nutfah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun