Mohon tunggu...
Pendidikan

Pemanfaatan Sifat Totipotensi Tanaman, Menguntungkan atau Merugikan?

29 Agustus 2018   17:21 Diperbarui: 29 Agustus 2018   17:33 2366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bila eksplan sudah mulai menujukkan tanda itu berarti, kultur jaringan berjalan dengan baik. Yang terakhir adalah aklimatisasi. Aklimatisasi adalah proses pemindahan eksplan yang tadinya berada di dalam ruangan menjadi di luar ruangan, sehingga bakal tanaman tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

Pada tahun 1954, beberapa orang bernama Muer, Hildebrant, dan Riker, mengemukakan prinsip mengenai kultur jaringan yang memiliki kesamaan dengan perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif contohnya setek. 

Pada setek, baik itu setek daun,batang,maupun akar ada bagian tumbuhan yang dipotong dan ditanam ditanah hingga tumbuh menjadi tumbuhan yang baru. Pada kultur jaringan, media yang digunakan harus benar-benar steril, selain itu perbedaan pada kultur jaringan dan setek adalah pemanfaatan sifat totipotensi tanaman.

Seorang ahli fisiologi dari jerman bernama G.Heberland adalah orang pertama yang mengemukakan teori totipotensi pada tanaman. Akan tetapi mahasiswa bernama F.C Steward adalah yang pertama berhasil melakukan percobaan mengenai sifat totipotensi tumbuhan. Ia memotong-motong jaringan floem pada akar tumbuhan. 

Kalus akan terbentuk ketika sel-sel mengalami pembelahan yang kemudian akan dipisahkan kedalam media bernutrien sehingga kalus dapat mengalami pembelahan dan membentuk embrio.

Teori totipotensi sel menyatakan bahwa setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yang mampu membelah diri dan berdiferensiasi menjadi tanaman baru yang utuh dan sempurna. 

Sifat totipotensi ini pada linimasa dimanfaatkan sebagai cara untuk memperoleh keturunan atau individu baru yang sifatnya seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat. Sel-sel tumbuhan yang memiliki sifat totipotensi ini dapat mempertahankan potensi zigot untuk melakukan pembentukan pada semua bagian organisme secara matang.

Secara umum, tujuan kultur jaringan dengan pemanfaatan sifat totipotensi pada tumbuhan ini memiliki tujuan utama untuk melestarikan plasma nutfah. Plasma nutfah adalah bagian tubuh tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme yang mempunyai fungsi dan kemampuan mewariskan sifat. 

Indonesia merupakan negara yang amat kaya akan keanekaragaman hayatinya, salah satunya adalah keanekaragaman hayati tumbuhan. Berbagai jenis tumbuhan yang kaya akan manfaat tumbuh di Indonesia, seperti pohon enau atau aren sebagai penghasil gula, cengkeh sebagai rempah-rempah, serta sirih yang bermanfaat untuk memperkuat gigi dan mencegah kanker mulut.

Dewasa ini, berkat kemajuan dibidang teknologi, salah satunya dengan adanya kultur jaringan tersebut, banyak negara yang sekarang mengambil gen plasma nutfah yang berasal dari negara lain, dibawa kenegaranya sendiri untuk dikulturkan dan dikembangbiakkan disana. Menurut saya, tindakan itu tidak akan menjadi masalah dan merugikan negara yang diambil plasma nutfahnya apabila masih dalam jumlah yang terkendali dan sesuai ijin pemerintah negara asal. 

Karena apabila pengambilan gen tersebut tidak berdasarkan ijin, tindakan itu dapat dinilai sebagai pencurian plasma nutfah. Selain itu, apabila pengambilan gen tanaman dengan sifat totipotensi itu dilakukan oleh negara yang tidak bertanggung jawab, bisa saja terjadi peristiwa pengklaiman secara sepihak bahwa tanaman tersebut adalah tanaman endemik dari negara pengambil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun