Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan reaksi antara ion halida (Cl-, Br-, I-) atau anion lainnya (CN-, CNS-) dengan ion Ag+ (Argentum) dari perak nitrat (AgNO3) dan membentuk endapan perak halida (Ag X).
Ag+ + X- → Agx
Konstanta kesetimbangan reaksi pengendapan untuk reaksi tersebut adalah:
Ksp Ag X = [Ag+] [X-]
Metode yang digunakan pada titrasi pengendapan berdasarkan jenis indikator dan teknik titrasi yang dipakai adalah sebagai berikut:
1. Metode Guy Lussac ( Cara Kekeruhan)
Pada cara ini tidak digunakan indikator untuk penentuan titik akhir karena sifat dari endapan Ag X yang membentuk larutan koloid bila ada ion sejenis yang berlebih. Ag X tidak mengendap melainkan berupa kekeruhan yang homogen. Menjelang titik ekuivalen (1% sebelum setara) akan terjadi koagulasi dari larutan koloid tersebut, karena muatan ion pelindungnya tidak kuat lagi untuk menahan penggumpalan. Dalam keadaan ini didapat endapan AgX yang berupa endapan kurdi (gumpalan) dengan larutan induk yang jernih. Titik akhir titrasi dicapai bila setetes pentiter yang ditambahkan tidak lagi memberikan kekeruhan.
2. Metode Mohr (Pembentukan Endapan Berwarna pada Titik Akhir)
AgNO3 akan bereaksi dengan NaCl membentuk endapan AgCI yang berwarna putih. Bila semua CI- sudah habis bereaksi dengan Ag+ dari AgNO3, maka kelebihan sedikit Ag+ akan bereaksi dengan CrO4 dari indikator K2CrO4 yang ditambahkan, ini berarti titik akhir titrasi telah dicapai, yaitu bila terbentuk warna merah bata dari endapan Ag2CrO4-.
Reaksinya:Â
Ag+ + Cl- → AgCl (putih)