Mohon tunggu...
Natasha Nicolas
Natasha Nicolas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lulusan Public Relations yang amatir dalam menulis

Hanya seorang lulusan ilmu komunikasi yang gemar namun amatir dalam menulis artikel. Artikel yang ditulis hanya merupakan sebuah isi pemikiran dan perspektif saya yang sepertinya menarik jika dibagikan ke orang lain

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Potret Kehidupan Orang Batak yang "Ngeri-Ngeri Sedap"

21 Juni 2022   14:01 Diperbarui: 21 Juni 2022   15:20 2169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source : instagram @ngeringerisedapmovie 

"Kita pura pura berantam, mau cerai. Mereka pasti pulang"

Merasa familiar dengan kalimat di atas? Ya, kalimat tersebut adalah penggalan dari film Ngeri Ngeri Sedap yang sedang tayang di seluruh bioskop di Indonesia. 

Film ini pun berhasil meraih 1.5 juta penonton sejak pertama kali penayangannya di tanggal 2 Juni 2022 dan menggeser Toba Dreams yang hanya berhasil meraih 255 ribu penonton saja pada penayangannya di tahun 2015. Uniknya lagi, hampir semua pemain di film ini adalah orang Batak.

Sejujurnya, pada awalnya saya tidak terlalu tertarik untuk menonton film ini, namun setelah melihat beberapa review dari teman teman saya yang mengatakan bahwa film ini sangat layak untuk ditonton, saya pun menjadi penasaran dan akhirnya memaksakan diri saya untuk menonton film ini di sebuah pusat perbelanjaan di daerah selatan Jakarta. Saya pergi sendirian karena hampir semua teman teman saya sudah nonton.

Harga tiket yang lumayan mahal karena saya menonton film ini di saat weekend pun tidak menjadi suatu hal yang saya sesali karena film ini ternyata layak mendapatkan apresiasi lebih. 

Selama hampir 2 jam, Bene Dion seakan akan membawa saya kembali pulang ke Sumatera Utara, dengan suasana dan hiruk pikuk yang membuat rasa rindu saya akan kampung halaman semakin kuat. 

Setiap unsur yang ada di film ini pun tidak luput dari perhatiannya dan dibuat sekental mungkin dengan adat Batak, mulai dari plat BB yang memang digunakan khusus di daerah Sumatera Utara, mobil toyota kijangnya, perabotan di rumah, sampai makanan yang dimunculkan di tiap adegan film. 

Saya juga dimanjakan dengan pemandangan Danau Toba yang indah, disertai hamparan perbukitan berwarna hijau yang sangat menyejukkan mata.

source : cinemags.co.id
source : cinemags.co.id

Film yang sangat kental dengan adat Batak ini bercerita tentang seorang pasangan suami istri, yang kemudian akan dipanggil Pak Domu dan Mak Domu, yang ingin sekali ketiga anak lelaki mereka yang berada di perantauan yang bernama Domu, Gabe, dan Sahat, untuk pulang ke kampung halaman mereka. 

Pak Domu dan Mak Domu selama ini tinggal bertiga dengan anak perempuan mereka, Sarma, yang bekerja sebagai PNS di kecamatan. Ketiga anak lelaki mereka kurang merasa cocok dengan sosok sang ayah, karena Pak Domu menganggap anak anaknya melakukan hal hal yang melenceng dari adat Batak. 

Akhirnya, Pak Domu dan Mak Domu pun membuat siasat untuk berpura pura cerai agar ketiga anak lelakinya mau pulang ke kampungnya. Sekilas, film ini seperti menyajikan konflik permasalahan yang tampak sederhana, yaitu kerinduan orang tua kepada anak anaknya yang pergi jauh merantau. Namun, makna yang dikandung lebih daripada itu. 

source : cultura.id
source : cultura.id

Film ini bisa membawa kita untuk melihat sosok orang tua yang mungkin selama ini sering tidak sepaham dengan kita, namun di balik semua itu, ada harapan besar dan niat yang baik untuk anak anaknya. Terdapat sosok anak yang ingin membuktikan bahwa dirinya tetap bisa sukses tanpa harus menjadi sosok "PNS" yang ideal menurut orang tuanya. Tidak hanya itu, ada pula pengorbanan seorang anak perempuan yang harus mengalah kepada saudara saudaranya, melepas impiannnya dan menuruti keinginan orang tuanya. Film ini berhasil membuat saya bisa merasa simpati kepada seluruh pemerannya, seakan akan saya bisa mengerti masalah yang dialami oleh mereka semua. 

Ngeri Ngeri Sedap berhasil memperkenalkan budaya dan adat Batak dengan beberapa potongan adegan yang menarik, seperti pesta adat Sulang Sulang Pahompu yang memang masih diwariskan secara turun temurun dan masih sering dipakai sampai sekarang di tengah masyarakat Batak, dan juga prosesi adat penjemputan Mak Domu dari rumah orang tuanya yang harus diikuti oleh Pak Domu, yang dimana sangat menegaskan bahwa bercerai dalam adat Batak bukanlah suatu hal yang mudah, dengan segala aturan dan adat yang mengikat, karena orang Batak tidak mengenal kata perceraian. 

source : Imajinari via YouTube
source : Imajinari via YouTube

Detail yang disajikan di film ini memang bukanlah suatu hal yang patut diragukan. Saya kerap memperhatikan dan menyukai rumah tempat keluarga Pak Domu dan Mak Domu tinggali, dimana saya seakan akan mendapatkan vibes yang sama dengan rumah nenek saya di Tarutung. 

Barang barang yang ada di dalam rumah pun tampak mendukung sekali suasananya, sehingga setiap kali saya mendapatkan "easter egg" tersebut, saya jadi senyum senyum sendiri dan berkata dalam hati "Ih, nenek saya juga di rumahnya ada yang seperti itu" 

Selain itu, saya juga senang melihat mi gomak yang berkali kali muncul menjadi menu santapan keluarga Domu. Mi gomak adalah salah satu makanan khas adat Batak yang saya sukai, yang sering diibaratkan seperti spaghetti nya orang Batak. 

Merupakan suatu keputusan yang tepat untuk kamera bergerak secara zoom in ke mi gomaknya pada beberapa kesempatan, karena hal tersebut juga bisa menjadi sarana promosi akan kuliner Batak yang lezat dan menggugah selera. Saya sendiri sampai ngiler melihat mi gomak tersebut, dan ingin memakannya saat itu juga.

source : kincir.com
source : kincir.com

Soundtrack yang mengiringi film ini pun patut kita  acungkan jempol. Aransemen Vicky Sianipar berhasil membuat saya tenggelam lebih dalam lagi menghayati setiap adegan demi adegan.

Saya juga sempat menitikkan air mata saat lagu Uju Ni Ngolukon Ma Nian  mengalun dengan lembut mengiringi film ini, dimana pikiran saya pun melayang jauh kepada kedua orang tua saya yang berada di Medan.

Jika ada hal  yang bisa saya kritik dalam film ini, mungkin hanyalah sebatas penggunaan logat Batak yang masih belum terasa pas di telinga saya. Sebagai orang  yang sudah lama tinggal di Medan, saya langsung bisa mengetahui apakah seseorang itu terbiasa berbahasa Batak atau tidak. 

Namun mengingat seluruh pemain Ngeri Ngeri Sedap sendiri tidak tinggal di daerah Sumatera Utara,dan mungkin selama ini tidak terbiasa menggunakan bahasa Batak, hal tersebut masih patut kita beri apresiasi atas ketersediaan mereka mempelajari logat Batak agar bisa menjiwai film ini lebih dalam lagi. 

source : cineverse.id
source : cineverse.id

Secara keseluruhan, Bene Dion berhasil membungkus permasalahan antara anak dan orang tua di suku Batak ke dalam sebuah film yang tidak hanya menghibur, namun juga bisa dinikmati oleh semua orang. 

Ngeri Ngeri Sedap seakan akan bisa mewakili potret permasalahan keluarga Batak yang juga tidak kalah "ngeri ngeri sedap" bagi yang merasakannya. Apalagi, permasalahan yang diangkat pun seakan akan permasalahan yang sering dijumpai di tengah keluarga Batak, terutama bagi mereka yang sudah merantau. 

Saya sendiri memberikan rating 9.5/10 untuk Ngeri Ngeri Sedap. Film ini sangat cocok untuk ditonton semua orang, tidak hanya orang suku Batak saja, karena cerita yang disajikan oleh film ini pasti bisa relate ke semua orang. 

Ngeri Ngeri Sedap juga berhasil menunjukkan bahwa film yang kental dengan adat Batak pun bisa dinikmati oleh seluruh kalangan dan juga membawa harapan besar bagi kami pecinta film, untuk melihat film bernuansa Batak apa lagi yang bisa kami nikmati nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun