Toko buku kecil ini ternyata berdampak besar bagi sekitarnya. Perempuan diberikan banyak kesempatan untuk menghasilkan karya di sini. Inun merupakan salah satu pemilik toko buku independen dari sedikitnya perempuan yang memiliki toko buku.
"Dari banyaknya toko buku independen yang berdiri itu semua pemiliknya laki-laki dan aku salah satunya yang perempuan. Hanya ada tiga," jelasnya.
Keberpihakan yang Inun lakukan bertujuan untuk merangkul penulis-penulis perempuan lainnya. Bahkan dari 25 penulis yang mengadakan acara di Bawabuku, hanya ada 3 penulis laki-laki, sisanya adalah penulis perempuan.Â
Inun menceritakan bahwa jika ada yang berkomentar mengenai Bawabuku yang sangat berpihak pada perempuan, Inun akan menjawab bahwa jika toko buku lain memiliki ruang yang besar untuk penulis perempuan, Bawabuku tidak perlu bersusah payah membangun citra ini.
"Ruang ini ruang aman, kita ingin semua jadi sangat setara, bebas dari kekerasan seksual dan mari kita memberikan keberpihakan lebih kepada perempuan karena saya perempuan," jelasnya dengan tegas.
Inun menambahkan bahwa kehadiran Bawabuku itu merupakan salah satu bentuk resistensi dalam perlawanan, sekecil apapun. Dengan setiap hari duduk di Arka Coffee and Space dan lihat publik, itu resisten. Bawabuku memberikan apa yang tidak biasa dilihat orang dengan alur Tamansari yang ramai.
Inun ingin Bawabuku hadir untuk melakukan perlawanan kecil-kecil tetapi yang konsisten untuk perempuan. Inun bercerita, Annisa Winda dengan judul buku "Memaksa Ibu Menjadi Hantu" yang menganalisis dua film Joko Anwar, mengadakan diskusi pertama kali di luar Jabodetabek adalah di Bawabuku.
"Enam bulan setelah dia diskusi di Bawabuku, dia ada di JAFF 2022, duduk bersama Joko Anwar. Itu buatku tidak bisa ditukar dengan rupiah berapapun, bahwa setidaknya mereka pernah menandai Bawabuku. Rasanya senang sekali saat kami memilih orang yang tepat untuk berbicara di Bawabuku dan mereka memperpanjang karir mereka, pasti akan menandai Bawabuku sebagai tempatnya," ceritanya
Inun merasa senang sekali dan merasa bahwa Bawabuku tidak pernah salah untuk memilih orang. "Kadang yang kita kerjakan itu tidak hanya berapa penjualan hari ini, Bawabuku dan kita semua yang ada di sini, datang membawa berkat," ujarnya dengan ceria.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H