Di sisi lain, inovasi teknologi CCS harus diikuti dengan berbagai adaptasi. teknologi untuk menangkap karbon ini masih mengalami derating dari pembangkit sebesar 30-40% dan mengurangi efisiensi pembakaran sehingga dibutuhkannya penelitian lebih lanjut untuk penyempurnaan teknologi tersebut.Â
Penyimpanan karbon yang dirancang tidak semuanya bertempat di sekitar area pembangkit yang menyebabkan dibutuhkan biaya lebih untuk mengelolanya khususnya tranportasi.
Untuk mencapai NZE 2060, tidak boleh hanya berfokus pada sebagai penghasil energi saja namun perlu mempertimbangkan keberlanjutan rantai pasok. Pertanyaan besar akan muncul apabila CCS diimplementasikan untuk menekan dampak lingkungan mulai dari rantai pasokannya masih menghasilkan karbon seperti contoh dalam proses distribusi ke area penyimpanan,Â
pengolahan limbah penyimpanan CO2, dan adaptasi teknologi ke Pembangkit PLTU yang cukup usang. Selain itu, harus diingat bahwa ash hasil pembakaran akan digunakan sebagai bahan baku industri semen. Sehingga implementasi co-firing biomasa akan mempengaruhi kualitas ash yang dihasilkan. Dan perlu diperhatikan juga distribusi biomassa dari perkebunan ke area pembangkit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H