inovasi, dan produktivitas yang tinggi. dalam menerapkan perubahan ini terdapat beberapa kunci yang dapat dilakukan, Yaitu:
1. Â Â Â Perkembangan yang lebih merata di seluruh pelosok Dalam Negeri
2. Â Â Konektivitas serta Infrastruktur yang menyokong pertumbuhan
3. Â Â Teknologi serta Inovasi yang memicu pemanfaatan sumber daya.
4. Â Â Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mempu bersaing secara Global
5. Â Â Memiliki ketahanan Energi, Pangan, serta Air.
         Dalam usahanya, Pemerintah dalam melakukan Percepatan Bauran energi baru dan terbarukan, Pemerintah membuat program Co-firing pada pembangkit listrik yang berbasis Batubara. Co-firing tersebut merupakan Proses pencampuran batubara dengan biomassa dengan takaran tertentu yang nantinya dibakar bersama di dalam Boiler.Â
Inovasi Co-firing ini sudah banyak digunakan di luar negeri, beberapa keuntungan yang didapat bila mengadopsi Co-firing ini adalah Investasi yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan membangun Pembangkit biomassa sendiri, serta potensi biomassa di Indonesia yang cukup melimpah.Â
Potensi biomassa itu sendiri di Indonesia yang melimpah memiliki banyak jenis serta memiliki karakteristiknya tersendiri, sehingga diperlukan penyesuaian serta tipe Boiler yang digunakan.
Kurva emisi karbon untuk setiap pembangkit listrik pada rasio pembakaran hybrid yang berbeda dapat membantu kita menjawab di mana co-ratio pembakaran pembangkit listrik dapat mewujudkan emisi nol bersih. Jawaban rasio yang tepat dapat sangat membantu pemerintah merumuskan target penguatan co-firing dan mengontrol proses pencapaian NZE di industri ketenagalistrikan.
Upaya menfokuskan pencampuran biomassa-batubara sebagai wujud usaha NZE 2060, tantangan dalam pemenuhan pasokan biomassa harus dihadapi oleh Indonesia. PLTU menghasilkan listrik secara masif sehingga dibutuhkannya biomassa secara besar. Hal tersebut harus dipikirkan bagaimana pemenuhan cadangan biomassa dapat dilakukan tanpa mengeluarkan karbon.Â