Mohon tunggu...
Nasywa SitiFatimah
Nasywa SitiFatimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Representasi Kesehatan Mental dalam Drama Daily Dose Of Sunshine

27 Desember 2024   21:15 Diperbarui: 27 Desember 2024   21:15 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Penting untuk dicatat bahwa penyembuhan dalam Daily Dose of Sunshine tidak hanya bergantung pada terapi, tetapi juga pada dukungan dari orang-orang terdekat, baik teman maupun keluarga. Ketika tokoh utama menerima bantuan dan dukungan dari orang-orang yang peduli, ia mulai melihat harapan di tengah kegelapan emosional yang ia rasakan. Hal ini mengkomunikasikan pesan penting bahwa dukungan sosial sangat diperlukan dalam pemulihan individu yang menghadapi luka batin.

     Permasalahan Kedua adalah Menggambarkan kondisi psikologis yang autentik, dimana selain trauma, kecemasan dan depresi adalah dua masalah kesehatan mental yang ditampilkan dengan sangat jelas dalam Daily Dose of Sunshine. Dapat kita lihat pada tokoh utama sering kali digambarkan terperangkap dalam siklus pemikiran negatif yang berat, mencerminkan pengalaman nyata dari individu yang mengalami gangguan kecemasan atau depresi. Dalam beberapa adegan, tokoh menunjukkan tanda-tanda khas depresi, seperti kehilangan minat dalam kegiatan sehari-hari, perasaan tidak berharga, serta kesulitan tidur dan berkonsentrasi. Representasi ini sejalan dengan gejala depresi klinis, sebagaimana ditentukan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), yang mencakup rasa tidak berharga, masalah tidur, dan kelelahan emosional.

     Penggambaran ini tidak hanya menunjukkan emosi dan pemikiran yang dialami tokoh, tetapi juga pengaruhnya terhadap hubungan sosial dan aktivitas sehari-hari. Sebagai contoh, tokoh utama sering merasa sendirian dan enggan berhubungan dengan orang lain karena rasa khawatir dan takut akan penolakan. Ini adalah gambaran yang nyata tentang bagaimana kecemasan sosial dan depresi dapat mengganggu kehidupan pribadi dan pekerjaan seseorang.

     Seseorang yang mengalami serangan panik mulai merasakan kepanikan saat menghadapi situasi yang menegangkan dan menakutkan, seperti berada jauh dari rumah dan terpaksa melakukan sesuatu. Selama serangan panik, seseorang dapat mengalami gejala seperti berkeringat, detak jantung yang cepat, tangan tremor, kesulitan bernapas yang parah, sensasi tercekik, ketidaknyamanan di dada, rasa mual, pusing, menggigil, parestesia (perasaan mati rasa atau kesemutan), derealisasi (perasaan tidak nyata), depersonalisasi (hilangnya kendali atas diri sendiri), serta ketakutan akan kematian (Silvi & Wati, 2024).

     Drama ini juga menunjukkan bahwa kecemasan dan depresi bukanlah masalah yang bisa diselesaikan dalam waktu cepat. Tokoh utama harus menghadapi banyaknya konflik internal yang mendalam, dan melalui proses terapi yang panjang. Pengambaran ini menunjukkan bagaimana gangguan mental tidak hanya berdampak pada pikiran, tetapi juga pada tubuh dan perilaku, yang sering kali diabaikan dalam representasi media lainnya.

     Selain membahas gangguan kecemasan, drama ini juga menggali gangguan yang sering diabaikan, seperti gangguan bipolar, skizofrenia, dan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder). Penggambaran dalam gangguan bipolar ini dilakukan dengan penuh sensitivitas, menunjukkan fluktuasi emosi ekstrem yang dialami pasien. Menurut psikolog klinis Aaron T. Beck, yang dikenal sebagai "bapak terapi kognitif," depresi sering kali diiringi dengan pola pikir negatif yang dikenal sebagai cognitive triad. Ini melibatkan pandangan negatif terhadap diri sendiri, dunia, dan masa depan (Beck, 1967).

     Skizofrenia juga yang sering kali menjadi korban stigma sosial. Alih-alih menyajikan stereotip yang sering ditemukan dalam media, Daily Dose of Sunshine memberikan pandangan humanis terhadap penderita skizofrenia, menunjukkan perjuangan mereka untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan martabat. Hal ini mendukung teori psikolog Kurt Schneider, yang mengidentifikasi gejala utama skizofrenia sebagai "gejala pertama" (first-rank symptoms), termasuk delusi dan halusinasi (Penthatesia, 2023).

      PTSD juga menjadi fokus lain dalam drama ini, khususnya melalui kisah pasien yang mengalami trauma berat akibat peristiwa tragis. Drama ini berhasil menyampaikan kompleksitas PTSD, termasuk kilas balik traumatis, kecemasan kronis, dan ketakutan yang terus-menerus menghantui pasien. Representasi ini selaras dengan teori psikolog Bessel Van Der Kolk, yang menekankan bahwa trauma tidak hanya memengaruhi pikiran tetapi juga "terkunci" dalam tubuh, menyebabkan gejala fisik seperti ketegangan otot dan hiperwaspadaan (Kolk, 2014).

     Permasalahan Ketiga adalah Stigma terhadap Kesehatan mental, yang mana salah satu aspek penting dalam Daily Dose of Sunshine masih ada terkait dengan masalah kesehatan mental di masyarakat. Beberapa tokoh dalam drama ini merasa malu atau takut untuk mengungkapkan masalah psikologis mereka kepada orang lain. Mereka khawatir akan dianggap lemah atau bahkan "gila" jika mengekspresikan perasaan atau mencari bantuan profesional. Ini mencerminkan stigma yang sering muncul di masyarakat nyata, di mana banyak orang merasa terasing karena rasa malu terhadap keadaan mental mereka.

     Drama ini tidak hanya menggambarkan stigma dari luar, tetapi juga dari dalam diri tokoh. Mereka sering kali berjuang dengan rasa malu dan kesulitan untuk menerima bahwa mereka butuh bantuan. Beberapa tokoh berusaha menghindari masalah mereka, berusaha untuk "menyembunyikan" perasaan mereka agar tidak dilihat aneh atau lemah oleh orang lain. Ketakutan ini membuat mereka menghindari situasi sosial, yang pada akhirnya memperburuk isolasi dan rasa tidak aman mereka. Representasi ini relevan dengan pengalaman banyak individu dengan gangguan kecemasan, yang sering kali merasa bahwa pikiran mereka menjadi musuh terbesar mereka. Ini adalah gambaran yang nyata tentang bagaimana stigma dapat menghalangi individu untuk mencari perawatan dan dukungan yang mereka perlukan.

     Namun, dalam drama Daily Dose of Sunshine ini juga sudah menunjukkan perjalanan tokoh-tokoh yang secara perlahan mulai menyadari pentingnya membicarakan kesehatan mental secara terbuka. Terapi dan dukungan emosional menjadi kunci dalam membantu mereka untuk menerima keadaan mereka dan melanjutkan menuju pemulihan. Meskipun stigma masih ada, drama ini memberikan harapan bahwa dengan komunikasi yang lebih terbuka dan penerimaan dari masyarakat, stigma terhadap kesehatan mental dapat diatasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun