Selanjutnya, standar hidup layak masyarakat juga dapat dilihat dari pengeluaran riil per kapita per tahun.Â
Namun faktanya, data Susenas menunjukkan pengeluaran riil per kapita per tahun masyarakat Indonesia hanya menyentuh angka Rp11.899.000,00 yang tergolong masih sangat rendah bagi negara yang menuju maju.Â
Hasil Susenas juga menunjukkan bahwa prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan masyarakat Indonesia tergolong cukup tinggi sebesar 8,53 persen.Â
Ini juga memprihatinkan sebab masih ada penduduk yang belum tercukupi kebutuhan pangannya dengan baik padahal kecukupan konsumsi pangan merupakan fondasi penting bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.Â
Pangan yang bergizi akan memberikan energi dan nutrisi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang secara optimal. Sebaliknya, kurangnya asupan nutrisi yang seimbang akan menghambat pertumbuhan fisik dan mental, serta menurunkan produktivitas individu.Â
Oleh karena itu, masalah ketidakcukupan konsumsi pangan merupakan masalah serius yang harus segera dituntaskan demi generasi yang berkualitas.
Tidak kalah mengejutkan, Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK PT) di Indonesia masih disoroti sangat rendah. Data Susenas menunjukkan APK PT Indonesia tahun 2023 sebesar 31,45 persen.Â
Sekitar 68,55 persen penduduk Indonesia lulusan SMA tidak melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Hal ini sangat disayangkan, karena tidak bisa dimungkiri bahwa kuliah merupakan salah satu jalan untuk membuka berbagai peluang dan kesempatan.Â
Kompetensi seorang lulusan sarjana tentu berbeda dengan lulusan pendidikan menengah. Inilah yang patut disoroti dan ditindaklanjuti. Selain itu, jumlah pengangguran di Indonesia juga masih sangat miris.Â
BPS mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia sebesar 4,82 persen atau setara dengan 7,2 juta jiwa per bulan Februari 2024. Dari fakta-fakta inilah seharusnya pemerintah dan masyarakat semakin melek dengan kondisi SDM Indonesia saat ini serta terus menggenjot berbagai aksi.Â
Beberapa aksi yang dapat digencarkan untuk meningkatkan kualitas talenta muda yaitu BELAJAR. BELAJAR merupakan singkatan dari serangkaian aksi strategis untuk meningkatkan kualitas dan daya saing SDM Indonesia dengan langkah-langkah nyata dan efektif.