Tapi jujur ya, kalau saya sih itu hanya menjadikan mu sejenis mesin baru tanpa apapun yang tersisa di dalamnya. Tanpa kreasi fiktif yang omong kosong tadi, emosimu akan kering. Dan manusia yang kekeringan emosi, hanyalah seonggok tulang dibalut kantung air merah. Weber pernah berkata, "manusia adalah mahluk rasional, tapi secara tindakan, ia adalah mahluk emosional".
Jadi adakah jalan keluar dari kecewa? Jawabannya ya tidak ada. Hehehe
Yups, kamu cuma bisa mengecilkan kemungkinannya saja, tapi tidak akan pernah bisa lari secara utuh darinya. Ahli pikir dan ahli zikir zaman dulu saja sampai mewajibkan konseb uzlah (pengasingan diri). Toh pada akhirnya juga kita butuh rasa kecewa.
Jadi kalo belum sanggup uzlah, ya nikmati sajalah kecewamu itu. Entah dengan segelas kopi, susu, atau apapun yang membuat dirimu tenang. Nulis omong kosong sepanjang ini misalnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H