Jika selalu dicita-citakan, sesungguhnya komitmen itu bukan dianggap menjadi hal yang mengikat dan justru membatasi kebebasan (seperti dalam persepsi budaya barat masa kini) namun justru menjadi hal yang indah dan emosional (inilah yang menjadikan fenomena "ditinggal nikah" itu sangat sakit).
Meskipun hubungan ala pacaran masihlah sangat lumrah, namun dalam kepala mereka  (dan semoga iya) pernikahan menjadi cita-cita keberhasilan yang luhur dalam menjalin hubungan, sekaligus sebagai salah satu penghormatan tertinggi seorang pria kepada wanitanya. Toh ketika pacaran, sebenarnya setiap laki-laki diam-diam sering berkhayal apa nama yang tepat untuk  anak mereka nantinya.
Semoga para pria nusantara tetap memelihara cita-cita luhur itu, beriringan dengan penghormatan yang tinggi pada wanitanya selalu. Amin yaa robbal 'alamin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H