Mohon tunggu...
Dewi Anggar
Dewi Anggar Mohon Tunggu... -

Aku terhenyak, Senyuman membias makna, melambung harapan, mengikis mimpi lalu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Denting Gadis

16 Mei 2016   08:47 Diperbarui: 16 Mei 2016   08:50 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gadis pernah hidup dalam hingar-bingar dunia yang membutakan mata. Menerobos malam dan berangkulan hingga pagi dalam satu gelaran tikar di bawah cahaya bulan. Bermesraan, menantang dunia, membangkang pada adat-istiadat. Gadis berciuman di lorong kampus, membiarkan diri dibuai nafsu hingga menelanjangi diri atas nama cinta. Gadis pernah melakukannya. Menikmati helaan demi helaan dan beralih pada angan masa depan.

Gadis bukanlah pelacur kampus yang menjajakan diri. Juga bukan biarawati yang sibuk mengurus gereja ataupun perempuan alim bergamis dan bercadar yang menundukkan pandangan pada yang bukan muhrimnya. Gadis bukanlah gadis tanpa dosa sesuci Maryam, ibunda Nabi Isa. Gadis hanyalah metamorfosis perempuan malam yang terkena damprat Tuhan dan kini menderita kekosongan dalam hening dan sepi.

Gadis mematut diri di depan cermin. Bola matanya bulat. Wajah pucat dan bibir yang ikut-ikutan memucat. Gadis menyisir rambutnya perlahan. Diingatnya masa ketika dia berlari di tepian sungai mengejar ujian kelulusan. Semangat yang menggebu tak kepalang. Manis sekali. Senyum tergurat memantul di cermin.  Gadis tetaplah gadis yang manis. Kini berteman malam dan hening. Tidak  lagi menyatu dalam sorak-sorai riuh tempat karoke, Gadis memilih menepi diam-diam, dalam senyap, tanpa suara.

~0`0~

Seandainya yang kosong itu bisa segera terisi usai satu pintalan doa, mungkin saja Gadis akan segera menyudahi doanya.  Bukankah salah satu tanda cinta Tuhan adalah mengizinkanmu berdoa meminta apa saja yang kau inginkan secara berulang-ulang?

Kenapa tak segera dikabulkan jika doa itu sudah berulang kali terlontarkan?

Mungkin Tuhan masih merindukanmu. Masih rindu melihatmu bersedekap di atas sajadahmu. Rindu melihat bibir dan hatimu mengucap nama-Nya. Bertasbih memuji diri-Nya. Rindu kau yang tak luput dari perasaan tentang mati dan takut dosa.

Gadis kini melebarkan jilbabnya. Kepak sayapnya dipastikan akan melebar. Gadis akan mengakhiri metamorfosisnya, menjadi kupu-kupu yang layak untuk terbang dan patut menjadi sorot keindahan. Matanya sebening telaga meskipun bengkak usai menangis.

Gadis banyak berpikir belakangan ini. Tentang karma dan hukuman dari Tuhan atas lalainya di masa yang lalu. Gadis sadar sepenuhnya, cinta yang salah telah membutakan hati. Seperti papan arah jalan yang mengarah pada tebing tinggi dengan panorama eksotis, menawarkan lubang besar menganga yang siap menerkam hingga mampus.

Bayangan seorang pria yang tanpa basa-basi mencumbui perempuan lain di depannya cukup membuat lututnya bergetar. Mata Gadis memerah, semangat menguap dari dalam dirinya. Inikah akhir dari sebuah kisah. Bisa jadi ini adalah hadiah atas khilaf yang berkepanjangan. Rusak jiwa dan raga. Pikiran hampir gila dan tangis berontak menikam hati. Ini karma. Inikah cara Tuhan memanggilmu untuk kembali menggelar sajadah? Untuk kembali bersetia pada alasan kenapa manusia diciptakan?

Teringat cibiran tentang dirinya yang dengan rela membiarkan tubuhnya dicumbui hingga tandas, juga senyum picik, bualan dan keprihatinan yang ditumpahkan padanya  setelah cintanya membuangnya hingga terhempas dan luka, Gadis menekuri diri dan semakin larut dalam penyesalan. Bukan karena pria itu mengkhianatinya, tidak sama sekali. Juga bukan karena kelakukannya, bukan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun