6.Penggunaan Bahasa dan Gaya Komunikasi yang Tidak Layak
 Salah satu tantangan utama adalah penggunaan bahasa dan gaya komunikasi yang tidak sopan atau tidak pantas. Media sosial sering menjadi tempat remaja untuk berkomunikasi, dan seringkali mereka menggunakan bahasa kasar, menghina, atau merendahkan orang lain. Hal ini merusak suasana komunikasi yang sehat dan dapat menyebabkan konflik dan pertengkaran. Remaja perlu disadarkan akan pentingnya menggunakan bahasa yang sopan dan menghormati orang lain dalam berkomunikasi di dunia digital.
7.Ketidakpedulian terhadap Privasi dan Keamanan
 Tantangan lainnya adalah ketidakpedulian terhadap privasi dan keamanan dalam berkomunikasi di media sosial. Remaja seringkali membagikan informasi pribadi yang sensitif tanpa memperhatikan konsekuensinya. Mereka juga mungkin tidak menyadari risiko yang terkait dengan interaksi Online, seperti penipuan, pelecehan, atau pencurian identitas. Penting bagi remaja untuk memahami pentingnya menjaga privasi dan keamanan diri dalam komunikasi digital, serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi diri mereka sendiri.
8.Pengaruh Negatif dari Kebudayaan Digital
 Budaya digital yang semakin dominan juga dapat memberikan pengaruh negatif terhadap etika sopan santun remaja. Kultur cepat dan instan dalam media sosial dapat menghasilkan komunikasi yang dangkal dan tanpa pertimbangan. Remaja mungkin menjadi terlalu fokus pada mencari perhatian atau popularitas di media sosial, tanpa memperhatikan dampaknya terhadap orang lain.Â
Mereka juga rentan terhadap tekanan sosial dan norma virtual yang tidak sehat. Penting untuk mengajarkan remaja untuk menggunakan media sosial secara bertanggung jawab dan mempertahankan etika sopan santun dalam setiap tindakan dan interaksi online.
Tantangan lainnya adalah penyebaran informasi yang tidak dapat dipercaya dan seringkali berbahaya di media sosial. Remaja sering terjebak dalam jaringan informasi yang tidak diverifikasi dengan baik dan terpengaruh oleh berita palsu atau hoaks. Hal ini dapat mengakibatkan penyebaran informasi yang salah atau merugikan, serta meningkatkan risiko konflik dan ketegangan antara individu dan kelompok. Remaja perlu dilengkapi dengan keterampilan kritis dalam memahami dan mengevaluasi informasi yang mereka temui di dunia digital.
Selanjutnya, pengaruh dari tekanan sosial dan norma-norma virtual juga menjadi tantangan dalam menjaga etika sopan santun. Media sosial sering kali menekankan pada citra diri dan penampilan, yang dapat memicu perasaan rendah diri atau kecemasan pada remaja. Mereka mungkin merasa perlu untuk menyesuaikan diri dengan tren dan norma yang ada di media sosial, bahkan jika itu melibatkan perilaku yang tidak sopan atau tidak etis. Remaja perlu memahami pentingnya mempertahankan integritas pribadi dan melawan tekanan sosial yang tidak sehat.
Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, pendidikan dan kesadaran menjadi kunci untuk membantu remaja mengembangkan etika sopan santun yang baik dalam komunikasi digital. Sekolah dan keluarga perlu berperan dalam memberikan pemahaman tentang pentingnya menghargai orang lain, bertanggung jawab atas tindakan online, dan menyaring informasi yang mereka terima. Remaja juga perlu diajarkan keterampilan komunikasi yang efektif dan empati, sehingga mereka dapat berinteraksi secara positif dan membangun hubungan yang sehat dalam dunia digital.
Era digital menghadirkan paradigma baru dalam berkomunikasi, membuka peluang sekaligus menghadirkan tantangan etika yang signifikan. Kemudahan akses informasi dan komunikasi melalui platform digital, seperti media sosial dan aplikasi perpesanan instan, membawa perubahan signifikan dalam cara manusia berinteraksi.