Suara politisi PDIP senada seirama dengan kelompok-kelompok yang selalu bikin gaduh selama kepemimpinan Jokowi. Mereka berusaha menjatuhkan reputasi Jokowi dan keluarganya dengan beragam framing dan isu yang tidak berdasar, demi meruntuhkan nama besar, menegasikan semua legacy Jokowi dan mengubahnya menjadi kisah yang penuh kehinaan. Semua pencapaian Jokowi selama menjadi presiden kini diframing dan dinarasikan sebagai dosa yang harus dibayar mahal.
Dendam kesumat oleh berbagai kekalahan besar dan menyakitkan membuat mereka gelap mata. Mereka berupaya menghukum Jokowi dengan segala cara meski dengan menjungkirbalikkan fakta. Selain sebagai balas dendam politik, berbagai serangan PDIP dan “koalisi semu” yang menyertainya ditujukan untuk menghapus jejak Jokowi (Jokowi Effect) dan bila perlu menghukum Jokowi dengan semua cara yang mereka bisa.
Penutup
Jokowi memang cerita sukses PDIP, tetapi itu bukan sukses yang diharapkan. Meski mengantarkan menjadi presiden, PDIP tidak memandang Jokowi sebagai aset atau tokoh partai melainkan tetap menempatkannya sebagai petugas atau alat partai yang seharusnya bersedia diperalat.
Kegagalan memperalat Jokowi dan berbuah kekalahan memalukan melahirkan dendam dan serangan politik kekanak-kanakan dengan membabi-buta berupaya menghapus jejak sukses Jokowi dan menjungkirbalikkannya menjadi kisah sebaliknya. Jokowi memang memenuhi harapan mayoritas rakyat Indonesia, terbukti dari kepuasan rakyat di akhir masa jabatannya yang mencapai angka 70-80%, sementara pihak yang paling merasa dikecewakan justeru partainya sendiri, PDIP.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI