"Sopir truk itu, ada foto kamu di galeri HPnya, katanya kamu bayar dia buat nabrak Rani sampai meninggal," kata Reza.
"Ah itu sih alibi dia aja tuh biar bebas," kata Adit sambil menepuk pundak Reza.
"Aku serius Dit!" Gertak Reza
"Lah kamu percaya aja sih sama sopir truk itu," Adit berusaha menenangkan Reza.
"Jujur aja Dit, soal Rani meninggal aku masih kayak ada yang janggal aja. Sekarang aku mau kamu terus terang sama aku," tutur Reza menahan emosi.
"Kok kamu jadi nuduh aku sih Za, mana mungkin aku ngelakuin itu bro, kita kan udah sahabatan lama lho dari kita kecil. Masih nggak percaya juga sama aku," Adit bergidik.
"Jadi kamu masih belum mau jujur. Oke, kamu tahu nggak sopir truk itu punya buktinya. Punya bukti kamu ngasih uang sama dia sehari setelah Rani meninggal dunia," ucap Reza.
Reza mengeluarkan hp dari sakunya, lalu memperlihatkan foto yang sudah di kirim sopir itu. "Nih lihat," katanya sambil menyodorkan hp itu.
Tentu saja Adit kaget. "Itu anu Za, itu..."katanya terbata-bata.
"Stop berkilah lagi Dit, aku nggak nyangka kamu tega ngelakuin itu sama aku. Sekarang aku mau tahu alasan kamu ngelakuin itu kenapa? Pernah salah apa aku sama kamu Dit?" Ucap Reza dengan mata berkaca-kaca.
"Maafin aku Za. Mungkin kamu nggak tahu dengan apa yang aku rasain dan aku pendam selama puluhan tahun. Maafin aku kalo...kalo aku....suka dan cinta sama kamu...,"Adit pun menangis di depan Reza.