"Begini Pak," polisi itu melanjutkan, "supaya lebih jelas saya panggilkan saja Pak."
Kemudian polisi itu berdiri dan memanggil sopir truk yang menabrak Rani dua tahun lalu. Tak lama kemudian sopir truk itu menghampiri Reza. Penampilannya terlihat acak-acakan, ia berjalan tertunduk.
"Maaf Pak, saya langsung saja pada intinya. Katanya Bapak dibayar untuk menabrak Rani? Benar itu Pak?" Tanya Reza dengan tatapan serius.
"Benar..Pak," jawab sopir tersebut dengan terbata-bata dan masih menundukkan kepala.
"Kalau memang benar Bapak dibayar, kenapa Bapak baru jujur sekarang setelah dua tahun berselang? Kenapa nggak dari dulu Pak?" Cecar Reza.
"Karena... karena saya butuh uang buat keluarga saya Pak, apalagi saya punya anak yang masih bayi," lirih sopir itu.
"Oke, kalau begitu bisa Bapak jujur sama saya sekarang siapa yang sudah menyuruh Bapak?" Tanya Reza tegas.
"Anu Pak, saya tidak tahu namanya, karena dia memang menyembunyikan identitasnya. Tapi saya masih menyimpan fotonya di hp saya," jawab sopir itu.
"Bisa tunjukkan sama saya fotonya?" Tanya Reza lagi.
"Bisa Pak," sahut sopir itu cepat. Si sopir lalu melirik ke arah polisi, karena selama di penjara, hp ada di tangan polisi.
"Oh hp ya? Sebentar saya ambilkan," kata polisi itu sembari berjalan menuju loker dan mengambil ponsel milik sopir itu.