"Iya sih, cuma rasanya masih ada yang ganjel aja tau nggak sih kayak ada yang nggak beres," kata Reza.
"Perasaanmu aja tuh. Makanya kenal dong sama cewek lain, biar move on sama Rani," canda Adit.
Reza menghela napas panjang. "Nggak bisa Dit, terlalu banyak kenanganku sama Rani."
"Hei Za, cewek tuh ya di dunia ini banyak banget. Ya bukan berarti ngelupain Rani, cuma masalahnya ini Rani udah meninggal loh, kamu juga harus mikir masa depanmu juga dong," nasehat Adit.
"Kalo masalah masa depan gampang lah itu Dit, belum kepikiran sampai sekarang," potong Reza.
"Iya..iya tau nggak se instan itu juga mikir masa depan, tapi seenggaknya deket dulu lah sama cewek. Nah ini sama semua cewek aja dingin banget. Banyak tuh cewek diluar sana yang mau deketin kamu jadi takut kan," cecar Adit.
Reza tertawa terbahak-bahak. "Sok tau soal cinta kamu Dit. Kamu sendiri gimana? Nah sampai sekarang juga buktinya belum punya cewek. Cerita soal cewek aja nggak pernah. Ada yang kamu sembunyiin dari aku ya Dit?"
"Aku Za? Cewek? Mmm.. ada sih deket, cuma ah mungkin karena aku jelek kali ya jadi nggak ada cewek yang mau deketin aku. Kalo kamu kan ganteng, baik, romantis lagi. Siapa sih cewek yang nggak mau sama kamu," ledek Adit.
"Bisa aja kamu Dit...Dit....," kata Reza.
***
"Siapa sih yang telepon pagi-pagi gini? Gangguin orang lagi tidur aja," Reza menggerundel karena HPnya berdering saat ia masih tidur.
"Halo, Pak Reza," kata orang di seberang sana.
"Iya Halo, siapa ya?" Tanya Reza.