Tanya Kang Temon kepada Pak Kades yang sedari tadi sebagai pendengar. Namun Pak Kades tak menjawab pertanyaan Kan Temon. Hanya menatap Kang Temon sambil manggut-manggut. Kang Temon bartanya minta kepastian.
"Bagaimana, Pak?"
"Baiklah. Pak Temon boleh pulang," jawab wakil rakyat itu datar.
Setelah mengucapkan terimakasih dan berpamitan, segera Kang Temon meninggalkan balai desa untuk membawa pulang blaraknya.
Dalam perjalanan pulang, Kang Temon terbayang omelan isterinya bila tak segera dibuatkan sapu lidi. Kali ini Kang Temon akan membuat sapu lidi yang mahal harganya. Karena dibuat dengan blarak yang mahal. Paling tidak seharga kaca mobil dinas anggota dewan, mobil wakil rakyat. (*)
Lembah Tidar, September 2019
Catatan:
kesuh = kesal
sapu regel = sapu lidi yang sudah pendek karena aus
blarak = daun kelapa
apes = naas, sial