Mohon tunggu...
Narwan Eska
Narwan Eska Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemahat Rupadhatu

Berkelana di belantara sastra, berliterasi tiada henti

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Blarak

14 September 2019   23:52 Diperbarui: 15 September 2019   00:12 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

"Apa Kang Temon tak melihat ke bawah sebelum menjatuhkan blarak itu?" Pak Kades menginterogasi Kang Temon di hadapan lelaki pemilik mobil hitam.

"Maaf Pak Kades, saya sudah melihat ke bawah, sepertinya tadi lengang. Tak ada orang atau mobil hendak lewat di bawah saya."

"Tapi setidaknya Kang Temon kan mendengar suaranya?"

"Tidak Pak. Mobil itu, nyaris tak terdengar."

"Kang Temon perlu tahu, Bapak ini adalah anggota dewan, wakil rakyat di daerah kita."

Wakil rakyat? Aduh, baru kali ini Kang Temon bermasalah dengan seorang wakil rakyat.

"Tapi Pak Temon mestinya tidak sendirian, itu pohon kan di tepi jalan desa?"

Wakil rakyat itu berkata dengan nada agak tinggi. Namun Kang Temon tampak tidak keder, justru tampak tenang.

"Kang Temon dulu sudah saya sarankan untuk menebangnya, karena membahayakan pengguna jalan. Tapi Kang Temon bersikeras tidak mau. Sekarang tahu kan akibatnya?"

"Betul Pak Kades. Tapi ini kan tidak ada unsur kesengajaan. Lebih tepatnya ini adalah sebuah kecelakaan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun