Tak pedulikan lagi arah dituju
hanya mengikuti langkah kaki dan sepatu lusuhnya
tak banyak yang dibawa
hanya segenggam harap dan doa-doa.
Ke utara pun tak dihiraukan
ke timur atau ke selatan pun diikuti langkahnya
tak lama berhenti
hanya untuk seteguk air dan berdoa.
Negeri ini adalah asing baginya
semua serba acuh dan sibuk sendiri
di hiruk pikuk hidup mereka
bahkan menyapa pun enggan.
Ini adalah negeri asing untuk kata-katanya
bahkan berteduh pun kadang memilih
di bawah rimbun pohon di tepian jalan
untuk seteguk air dan berdoa.
Melangkah tak hiraukan jalan simpang
karena mata hatinya telah menuntun
bukan bintang pari atau matahari
bahkan rembulan sekalipun.
Kembara masih di negeri asing
berbekal harap dan doa-doa
bertemu Sang Pencipta
tak tahu kapan waktu tiba.