di hiruk pikuk hidup mereka
bahkan menyapa pun enggan.
Ini adalah negeri asing untuk kata-katanya
bahkan berteduh pun kadang memilih
di bawah rimbun pohon di tepian jalan
untuk seteguk air dan berdoa.
Melangkah tak hiraukan jalan simpang
karena mata hatinya telah menuntun
bukan bintang pari atau matahari
bahkan rembulan sekalipun.
Kembara masih di negeri asing
berbekal harap dan doa-doa
bertemu Sang Pencipta
tak tahu kapan waktu tiba.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!