Terakhir, mengurangi paparan kekerasan di media. Regulasi yang lebih ketat terhadap konten media yang mengandung unsur kekerasan perlu ditegakkan. Orang tua juga harus lebih selektif dalam mengawasi konsumsi media anak-anak. Â
Kita Semua Bertanggung Jawab
Miris, memang. Tapi miris saja tidak cukup. Pengeroyokan guru oleh murid adalah cermin dari apa yang telah kita biarkan terjadi dalam sistem pendidikan dan sosial kita. Jika kita tidak segera bertindak, bukan tidak mungkin beberapa tahun ke depan, kasus semacam ini akan menjadi hal biasa.
Dan saat itu terjadi, kita tidak lagi bisa hanya menyebutnya sebagai "insiden." Itu adalah tanda bahwa kita telah gagal sebagai sebuah masyarakat. Â
Referensi
- Komisi Perlindungan Anak Indonesia. (2023, Oktober 10). KPAI sebut ada 2.355 kasus pelanggaran perlindungan anak selama 2023, 861 di satuan pendidikan. Kompas.com. https://nasional.kompas.com/read/2023/10/10/05401641/kpai-sebut-ada-2355-kasus-pelanggaran-perlindungan-anak-selama-2023-861-di  Â
- Amalia, Dwi Octa ; Universitas Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Kesehatan Reproduksi . (2023). Kekerasan terhadap Anak Usia 13-17 Tahun di Indonesia dan Faktor yang Berkontribusi (Analisis Data Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja 2021). Depok : FKM-UI. Â https://lib.fkm.ui.ac.id/detail?id=136237&lokasi=lokal
- Mle, T., Kliem, S., & Rehbein, F. (2014). Longitudinal effects of violent media usage on aggressive behavior-The significance of empathy. Societies, 4(1), 105-124. https://doi.org/10.3390/soc4010105
- Bamkin, S. (2020). The taught curriculum of moral education at Japanese elementary school: The role of classtime in the broad curriculum. Contemporary Japan, 32(2), 218-239. https://doi.org/10.1080/18692729.2020.1747780
Pena Narr, Belajar Mencoret...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI