Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Egosentris Bias, Dunia Tak Sesempit Pikiran

30 Januari 2025   06:46 Diperbarui: 30 Januari 2025   13:59 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, mulai dari kesadaran diri. Sadar tidak sih kalau kita sering kali langsung nge-judge sebelum benar-benar memahami? Mulai sekarang, coba tanya ke diri sendiri, "Apa mungkin aku melihat ini cuma dari sudut pandangku sendiri?"

Kedua, dengerin bukan cuma menunggu giliran bicara. Pas ngobrol sama orang, coba lebih banyak dengerin. Jangan buru-buru membandingkan dengan pengalaman sendiri atau membalas dengan opini pribadi. Dengerin sampai habis, coba pahami sudut pandang mereka.  

Ketiga, jangan cuma konsumsi hal yang sepemikiran. Coba keluar dari bubble media sosial yang isinya cuma opini yang selaras sama pemikiranmu. Bacalah perspektif yang berbeda, tonton video dari sudut pandang lain, dan pelajari kenapa orang bisa punya pandangan yang berbeda dari kamu.  

Keempat, latihan empati sehari-hari. Saat menghadapi orang yang punya pendapat atau reaksi yang beda dari kamu, coba tanya ke diri sendiri, "Kalau aku ada di posisi dia, mungkin aku bakal berpikir sama kayak dia?" Sering kali, kita tidak benar-benar tahu apa yang terjadi di balik kehidupan seseorang.  

Terakhir, terima bahwa dunia ini tidak hitam-putih. Tidak semua hal ada jawabannya yang mutlak benar atau salah. Kadang, sesuatu bisa benar dari perspektif yang berbeda. Dan menerima itu adalah langkah awal untuk jadi pribadi yang lebih terbuka.  

Dunia Itu Luas, Jangan Hanya Lihat dari Satu Sisi

Egosentris bias itu manusiawi. Kita semua pasti pernah terjebak di dalamnya. Tapi yang bikin perbedaan adalah apakah kita membiarkannya menguasai cara berpikir kita, atau kita berusaha untuk lebih terbuka terhadap perspektif lain.  

Perlu diingat! dunia ini tidak berputar di sekitar kita. Dan semakin kita bisa memahami sudut pandang orang lain, semakin kaya cara kita melihat kehidupan.

Referensi

  • Kahneman, D. (2011). Thinking, fast and slow. Farrar, Straus and Giroux.
  • Piaget, J. (1998). The child's conception of the world. London: Routledger. https://doi.org/10.4324/9781315006215

Pena Narr, Belajar Mencoret...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun