Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Titik Abstrak Moralitas yang Berpura-pura

5 Januari 2025   03:02 Diperbarui: 5 Januari 2025   03:09 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi moral | Image by T3lusur.com

Seperti yang Dostoevsky katakan, hati manusia itu dalam dan penuh rahasia. Kita mungkin tidak bisa memahami semua pilihan orang lain, tetapi kita bisa memastikan bahwa pilihan kita sendiri setia pada prinsip kita.  

Jadi, moralitas itu omong kosong atau bukan? Tergantung bagaimana kita menjalankannya. Jika ia hanya menjadi topeng atau alat pencitraan, maka mungkin benar ia hanya fatamorgana.

Tapi jika kita memilih untuk menjadikannya bagian dari siapa kita tanpa pretensi, tanpa harapan pengakuan, maka ia akan selalu menjadi sesuatu yang berharga.  

Referensi:

  • Dostoevsky, F. (1866). Crime and Punishment. Moscow: The Russian Messenger.  
  • Huxley, A. (1932). Brave New World. London: Chatto & Windus.  
  • Tere Liye. (2013). Negeri di Ujung Tanduk. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.  

Pena Narr, Belajar Mencoret...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun