Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ketika Teguran Menjadi Polemik, Mengapa Guru Kian Hati-Hati?

29 Oktober 2024   19:24 Diperbarui: 30 Oktober 2024   08:49 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru | Image by Kompas.id/Didie SW

Akhir-akhir ini, media sosial diramaikan dengan meme dan video parodi tentang guru yang tampak enggan menegur murid-muridnya, bahkan ketika mereka tidur di kelas, berkelahi, atau melakukan perundungan.

Video-video tersebut, walau dibuat untuk tujuan hiburan, sebenarnya mencerminkan keresahan yang lebih mendalam di masyarakat kita.

Fenomena ini muncul setelah berbagai kejadian yang memperlihatkan bahwa guru kerap kali menghadapi dilema dalam menjalankan tugasnya, terutama saat harus menegur atau mendisiplinkan murid.

Beberapa waktu yang lalu, publik sempat dihebohkan dengan kasus seorang guru yang dilaporkan ke polisi setelah menegur seorang siswa.

Kasus semacam ini membuat banyak guru merasa berada dalam posisi serba salah, di mana niat baik untuk menegakkan disiplin di sekolah justru bisa disalahartikan dan berujung pada tuntutan hukum.

Dalam kondisi ini, guru yang seharusnya berperan sebagai pendidik dan pengarah untuk membantu siswa memahami batasan perilaku, sering kali merasa terbatasi.

Mereka dihadapkan pada pilihan sulit antara menegur siswa sesuai tanggung jawab mereka atau diam untuk menghindari risiko konflik dengan pihak luar, khususnya orang tua siswa.

Dulu, mungkin kita pernah mendengar ungkapan bahwa "guru adalah orang tua kedua di sekolah." Di balik kata-kata ini ada keyakinan bahwa guru juga punya hak untuk mendisiplinkan, mengajarkan nilai-nilai kehidupan, bahkan menegur jika siswa melakukan kesalahan.

Tapi, saat ini posisi guru di mata sebagian orang tua tampaknya sudah berubah. Setiap tindakan guru yang bersifat mengingatkan atau mendisiplinkan siswa dapat dianggap sebagai bentuk perlakuan yang tidak menyenangkan atau bahkan melampaui batas.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan, apakah batasan antara tugas mendidik dan tanggung jawab moral seorang guru menjadi kabur di mata masyarakat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun