Salah satu alasan utama mengapa banyak orang enggan untuk berbicara tentang kesehatan mental adalah stigma yang masih sangat kuat di masyarakat. Orang-orang takut dihakimi, takut dianggap lemah, atau takut menjadi bahan gosip. Namun, inilah yang perlu kita ubah bersama.
Kesehatan mental adalah bagian dari kesejahteraan manusia secara keseluruhan, sama seperti kesehatan fisik. Jika seseorang merasa sesak napas, kita pasti akan menyuruh mereka pergi ke dokter. Lalu mengapa kita menganggap seseorang yang merasa tertekan secara mental tidak membutuhkan pertolongan yang sama?
Sebagai individu, kita bisa mulai mengubah cara kita memandang kesehatan mental dengan berbicara lebih terbuka, mendukung teman atau keluarga yang sedang menghadapi masalah, dan berhenti menghakimi mereka. Semakin kita terbuka dan peduli, semakin mudah bagi orang-orang untuk mencari bantuan yang mereka butuhkan.
Bulan Pencegahan Bunuh Diri, Waktunya Bertindak
Suicide Prevention Month bukan sekadar waktu untuk memperingati, melainkan waktu untuk bertindak. Kita semua memiliki peran dalam menjaga kesehatan mental, baik untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain.
Dengan menjadi lebih peka terhadap tanda-tanda bunuh diri, memberikan dukungan emosional, serta membantu mengarahkan mereka yang membutuhkan ke bantuan profesional, kita bisa menyelamatkan hidup seseorang.
Jadi, mari kita jadikan September ini sebagai pengingat bahwa kita ada untuk saling mendukung. Tidak ada yang terlalu kecil untuk memberikan dampak besar. Satu kata baik, satu telinga yang mendengar, bisa menjadi penyelamat bagi mereka yang merasa tak berdaya.
Pena Narr, Belajar mencoret...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H