Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Suicide Prevention Month, Kita Ada untuk Saling Mendukung

9 September 2024   19:32 Diperbarui: 13 September 2024   08:46 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hari pencegahan buni diri | Image by Halodoc.com

Kadang-kadang, seseorang hanya butuh didengarkan. Jangan merasa perlu memberikan nasihat atau solusi dengarkan saja dengan penuh perhatian. Biarkan mereka merasa dipahami dan tidak sendirian.

2. Jangan Menghakimi atau Mengecilkan Perasaan Mereka

Kalimat seperti "Kamu hanya terlalu sensitif" atau "Masalahmu tidak sebesar itu" bisa membuat seseorang merasa lebih terisolasi. Alih-alih, coba katakan, "Saya tidak bisa membayangkan betapa sulitnya ini untukmu, tapi saya ada di sini kalau kamu butuh bicara".

3. Ajak Mereka Mencari Bantuan Profesional

Berbicara kepada seorang profesional, seperti psikolog atau konselor, bisa menjadi langkah penting dalam proses penyembuhan. Bantu mereka menemukan akses ke layanan kesehatan mental, jika diperlukan. Di Indonesia, kita sudah mulai memiliki layanan telepon atau hotline yang dapat dihubungi dalam situasi darurat.

4. Jangan Biarkan Mereka Sendirian

Jika Anda merasa seseorang berada dalam bahaya langsung, jangan biarkan mereka sendirian. Tetaplah di dekat mereka dan, jika perlu, hubungi bantuan profesional seperti petugas kesehatan atau lembaga terkait yang mampu memberikan penanganan darurat.

Peran Keluarga dan Lingkungan Sosial

Dalam budaya kita, seringkali masalah mental dianggap sebagai sesuatu yang tabu atau memalukan. Padahal, peran keluarga dan lingkungan sosial sangatlah penting dalam mendukung seseorang yang sedang berjuang dengan kesehatan mentalnya. Keluarga, sahabat, dan rekan kerja bisa menjadi garis pertahanan pertama dalam pencegahan bunuh diri.

Sebagai keluarga atau teman, cobalah untuk selalu menciptakan lingkungan yang aman dan penuh dukungan. Jangan takut untuk memulai percakapan tentang kesehatan mental.

Misalnya, jika Anda melihat seseorang yang terkesan tidak baik-baik saja, coba tanyakan dengan lembut, "Bagaimana perasaanmu akhir-akhir ini?" atau "Aku perhatikan kamu tampak lebih tertekan belakangan ini, ada yang bisa aku bantu?"

Percakapan ini mungkin tampak sederhana, tetapi bisa membuka pintu bagi seseorang untuk mengungkapkan perasaan mereka. Jika kita bisa membiasakan diri untuk lebih terbuka tentang perasaan dan kesehatan mental, kita juga membantu mengurangi stigma yang sering kali menghalangi seseorang untuk mencari bantuan.

Menghapus Stigma Tentang Kesehatan Mental

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun