Mungkin lebih mudah untuk menawarkan kata-kata positif daripada menghadapi kenyataan yang sulit, tetapi dengan memilih empati, kita membantu orang lain merasa dilihat dan didengar. Ini adalah hadiah yang jauh lebih berharga daripada sekadar dorongan untuk "berpikir positif".
Menghargai Keragaman Emosi
Akhirnya, penting untuk diingat bahwa emosi kita adalah bagian dari pengalaman manusia yang kompleks dan beragam. Tidak ada emosi yang sepenuhnya baik atau buruk semuanya memiliki tempat dan fungsinya.Â
Rasa sedih mengajarkan kita tentang kehilangan dan ketahanan, sementara kemarahan dapat memotivasi kita untuk membuat perubahan. Dengan menerima seluruh spektrum emosi, kita tidak hanya menjadi lebih terhubung dengan diri kita sendiri, tetapi juga dengan orang-orang di sekitar kita.
***
Dalam dunia yang sering kali memuja kebahagiaan dan kesuksesan, mungkin terasa kontraintuitif untuk menerima dan menghargai emosi negatif. Namun, dengan melakukannya, kita menciptakan ruang bagi diri kita dan orang lain untuk tumbuh, belajar, dan benar-benar sembuh. Sebab, hanya dengan menghadapi kenyataan, baik itu indah maupun pahit, kita dapat menemukan kedamaian yang sejati dan otentik.
Daftar Bacaan
- https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-banten/baca-artikel/16298/Toxic-Positivity-dan-Bahayanya-dalam-Dunia-Kerja.htmlÂ
- https://www.psychologytoday.com/us/basics/toxic-positivityÂ
- https://thepsychologygroup.com/toxic-positivity/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H