Mohon tunggu...
galerimanggarai
galerimanggarai Mohon Tunggu... Wiraswasta - GALERI MANGGARAI

Bekerjalah sesuai insting , Abaikan kata orang , berusahalah untuk mewujudkan mimpimu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tragedi Lubang Buaya, Jerit Para Pahlawan

1 Oktober 2024   00:46 Diperbarui: 1 Oktober 2024   03:48 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tangan kejam mereka, jiwa-jiwa itu terenggut,

Lubang Buaya menganga, siap menelan korban,

Kekejaman tak terperi, melukai bangsa yang tertegun.

Darah mengalir di tanah, merah menyelimuti bumi,

Nama-nama pahlawan terukir, dalam duka yang tak terucap,

Kenangan pahit terpatri, dalam setiap hati yang merintih,

G30SPKI mencatat sejarah, dengan tinta darah yang kelam.

Lubang Buaya menjadi saksi, pada derita dan jerit,

Kehilangan besar melanda, bangsa ini terhenyak,

Enam jenderal dan satu perwira, gugur dalam kezaliman,

Kita berjanji mengenang, dan menjaga amanat yang suci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun