Menanam Benih Literasi di Pulau Pramuka: Kisah Pengabdian di SMAN Nambi Jakarta
Oleh: Nargis Mahdiyah
Pada suatu pagi yang cerah, sekelompok mahasiswa, yang didampingi oleh beberapa dosen dari salah satu universitas di Jakarta, bersiap untuk memulai perjalanan mereka. Mereka adalah peserta program pengabdian masyarakat yang bertugas melaksanakan kegiatan di SMAN Nambi Jakarta, yang terletak di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Dengan semangat dan antusiasme yang tinggi, mereka menaiki kapal yang telah disediakan di pelabuhan Muara Angke. Suasana di kapal terasa hidup, ditemani dengan pemandangan laut yang indah dan hembusan angin yang segar, semakin membangkitkan semangat para mahasiswa dan dosen yang ingin memberikan kontribusi nyata kepada para siswa di pulau kecil tersebut.
Selama perjalanan, para mahasiswa dan dosen berbincang dengan santai, saling berbagi ide, dan merancang kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan utama mereka adalah memberikan pelatihan literasi membaca dan literasi digital kepada siswa-siswi SMAN Nambi Jakarta. Mereka memahami bahwa di era digital ini, literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca buku fisik, melainkan juga keterampilan menggunakan teknologi secara bijaksana. Dengan membawa berbagai perangkat teknologi dan buku bacaan, para mahasiswa dan dosen berharap dapat menumbuhkan minat baca sekaligus meningkatkan kemampuan digital siswa-siswi di pulau tersebut.
Perjalanan menuju Pulau Pramuka menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Di atas kapal, mereka menikmati semilir angin laut dan suara ombak yang menenangkan. Pemandangan lautan biru yang terbentang luas di bawah langit cerah menambah keceriaan perjalanan. Beberapa mahasiswa dan dosen sibuk mengabadikan momen-momen indah, seolah menyimpan semangat kebersamaan dan antusiasme untuk memulai pengabdian masyarakat yang penuh makna ini.
Sambil menikmati perjalanan, mahasiswa dan dosen saling bercanda dan berdiskusi lebih mendalam tentang rencana kegiatan literasi yang akan dilaksanakan di Pulau Pramuka. Dengan penuh antusias, mereka membahas berbagai metode yang efektif untuk mengajarkan literasi membaca dan literasi digital kepada siswa-siswi SMAN Nambi Jakarta. Beberapa mahasiswa mengusulkan ide untuk mengadakan sesi diskusi interaktif yang melibatkan siswa secara aktif, sementara yang lain mengusulkan perlombaan yang dapat memotivasi siswa agar lebih tertarik pada buku dan teknologi. Kehadiran dosen dalam diskusi ini turut memberikan perspektif yang mendalam dan pengalaman berharga, sehingga suasana penuh semangat untuk berbagi ilmu dan inspirasi semakin terasa.
Sepanjang perjalanan, tawa dan cerita tentang kehidupan kampus, tantangan perkuliahan, serta impian masa depan terus mengalir. Mahasiswa saling berbagi kisah tentang masa-masa sulit yang pernah dihadapi, bagaimana mereka mengatasinya, serta pelajaran yang mereka peroleh. Dosen juga memberikan pandangan dan nasihat yang memperkaya diskusi, kisah-kisah ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga pengingat akan tujuan mulia mereka untuk memberikan kontribusi positif kepada siswa di Pulau Pramuka. Kehangatan dan kekompakan yang terjalin selama perjalanan membuat mereka semakin siap menghadapi tantangan yang ada di depan, dengan keyakinan bahwa kerjasama antara mahasiswa dan dosen akan membawa keberhasilan pada kegiatan literasi tersebut.
Menjelang Pulau Pramuka terlihat dari kejauhan, rasa antusiasme semakin membara di antara mereka. Dengan semangat yang baru, mereka mengecek kembali perlengkapan buku-buku bacaan, perangkat teknologi, dan materi presentasi semuanya telah siap untuk digunakan. Diiringi pemandangan pulau yang semakin dekat, mereka saling memberi dukungan, sadar bahwa perjalanan ini bukan sekadar untuk mengajar, melainkan juga belajar dan berbagi pengalaman. Semangat pengabdian dan keinginan untuk membawa perubahan terpancar jelas dari wajah mereka saat kapal akhirnya berlabuh di dermaga Pulau Pramuka, ditemani dosen yang turut hadir untuk mendampingi dan mengisi acara di kegiatan sekolah SMAN Nambi Jakarta.
Setibanya di Pulau Pramuka, mereka langsung menuju villa yang telah disiapkan sebagai tempat istirahat. Setelah menurunkan barang-barang dari kapal, para mahasiswa dengan cepat merapikan peralatan dan perlengkapan yang mereka bawa, mulai dari laptop, buku, banner, hingga makanan ringan sebagai persiapan kegiatan. Selain itu, dosen membantu mereka membagi tugas dalam menata ruangan untuk beristirahat, sementara yang lain memastikan semua peralatan dan materi pengajaran telah siap digunakan.
Setelah memastikan semua persiapan berjalan dengan baik, suasana di villa semakin terasa dengan penuh semangat. Para mahasiswa mulai merapikan materi yang akan mereka gunakan untuk kegiatan pengabdian masyarakat di sekolah. Dosen dengan telaten memberikan arahan dan bimbingan, memastikan semua aspek teknis dan non-teknis telah dipersiapkan dengan matang. Mereka mendiskusikan strategi terbaik dalam menyampaikan materi literasi kepada para siswa, agar kegiatan nanti berjalan lancar dan efektif.
Siang harinya, para mahasiswa dan dosen bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah yang terletak hanya sekitar lima menit berjalan kaki dari villa. Mereka membawa peralatan yang telah disiapkan, seperti laptop, buku-buku, banner, dan materi edukasi lainnya. Dalam perjalanan singkat menuju sekolah, mereka berbincang ringan dan saling menyemangati satu sama lain. Meski hanya lima menit, perjalanan tersebut terasa penuh makna, karena di setiap langkah, mereka menyadari pentingnya kontribusi mereka dalam kegiatan pengabdian ini.
Sesampainya di sekolah SMAN Nambi Jakarta, para mahasiswa disambut hangat oleh para guru, pustakawan, siswa, serta kepala sekolah. Suasana sekolah yang sederhana namun penuh keakraban membuat semangat para mahasiswa dan dosen semakin membara untuk memulai kegiatan literasi. Pada hari pertama, mereka mengadakan sesi literasi membaca, memperkenalkan berbagai buku cerita dan novel dengan tujuan menarik minat siswa. Para mahasiswa bersama dosen aktif mengajak siswa untuk berdiskusi tentang isi buku yang dibaca, membantu mereka memahami pesan serta makna yang terkandung di dalamnya. Sesi ini diikuti dengan antusias oleh para siswa, yang banyak di antaranya belum terbiasa membaca secara mendalam.
Setelah sesi literasi membaca, kegiatan dilanjutkan dengan sharing session yang dipandu oleh salah satu mahasiswa dengan arahan dari dosen. Dalam sesi ini, para siswa diajak untuk berbagi pengalaman membaca mereka. Mahasiswa membuka diskusi dengan menceritakan pengalaman pribadi tentang buku favorit yang menginspirasi hidup mereka. Suasana semakin hidup ketika siswa mulai bergantian menceritakan buku yang mereka sukai, mulai dari kisah petualangan, cerita fantasi, hingga cerita rakyat lokal. Sesi ini tidak hanya menumbuhkan minat baca, tetapi juga mendorong siswa untuk berani berbicara ataupun tampil di depan umum dan mengekspresikan diri melalui cerita yang mereka baca, di bawah pengawasan serta dukungan dari dosen yang hadir.
Untuk menambah semangat, para mahasiswa, dengan bimbingan dosen, mengadakan lomba bercerita di akhir sesi. Setiap siswa yang berpartisipasi diberi kesempatan untuk memilih satu buku yang pernah mereka baca, lalu menyampaikan cerita tersebut dengan gaya mereka sendiri. Para mahasiswa dan dosen bertindak sebagai juri, menilai cara siswa menyampaikan cerita, penghayatan, serta pesan yang mereka ambil dari buku itu. Keceriaan tampak jelas di wajah para siswa yang bersemangat mengikuti lomba ini, saling mendukung satu sama lain dalam menyampaikan cerita di depan kelas.
Pemenang lomba bercerita diumumkan dengan meriah. Hadiah berupa buku-buku menarik diberikan kepada siswa yang terpilih sebagai pemenang, sementara peserta lain juga mendapat apresiasi atas keberanian dan antusiasme mereka. Kegiatan ini menutup hari pertama dengan penuh kegembiraan, meninggalkan kesan mendalam baik bagi para siswa, mahasiswa, maupun dosen yang terlibat. Mereka berharap semangat membaca dan berbagi cerita ini akan terus berkembang di kalangan siswa SMAN Nambi Pulau Pramuka, dengan dukungan dari seluruh pihak yang terlibat.
Setelah seharian penuh berinteraksi dan berbagi ilmu dengan siswa di SMAN Nambi Jakarta, para mahasiswa bersama dengan dosen merasa sangat puas dengan antusiasme yang ditunjukkan oleh para siswa. Ketika kegiatan di sekolah selesai, mereka kembali ke villa untuk beristirahat dan mengevaluasi aktivitas yang telah dilakukan. Perjalanan kembali ke villa diiringi dengan tawa dan cerita tentang momen-momen menyenangkan selama sesi literasi membaca. Setibanya di villa, mereka membersihkan diri, lalu berkumpul di ruang utama untuk membahas kegiatan hari itu.
Sambil menikmati cemilan dan teh hangat, mereka melakukan evaluasi sederhana yang dipimpin oleh dosen, membicarakan apa yang berjalan dengan baik dan apa yang perlu ditingkatkan untuk sesi literasi digital keesokan harinya. Setelah diskusi selesai, beberapa mahasiswa memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak di sekitar villa, menikmati angin laut sambil melepas penat. Sementara itu, yang lain memanfaatkan waktu untuk menyiapkan bahan dan alat-alat yang akan digunakan dalam sesi literasi digital.
Suasana villa kembali ramai saat makan malam bersama. Mereka berbincang santai, membahas berbagai topik, mulai dari kehidupan kuliah hingga impian masing-masing. Setelah makan malam, beberapa mahasiswa melanjutkan diskusi mengenai rencana kegiatan esok hari bersama dosen, sementara yang lain bersiap untuk tidur lebih awal agar tetap bugar. Dengan semangat yang terjaga, mereka menyusun strategi untuk memastikan sesi literasi digital berlangsung sukses dan menyenangkan bagi para siswa.
Keesokan paginya, suasana villa kembali sibuk saat para mahasiswa dan dosen mulai bersiap-siap untuk kembali melanjutkan pengabdian mereka di SMAN Nambi Jakarta. Udara pagi yang segar dan tenang di Pulau Pramuka memberi semangat baru bagi mereka. Dengan perlengkapan yang sudah dipersiapkan sejak malam sebelumnya, para mahasiswa memastikan laptop, bahan presentasi, dan buku-buku yang akan digunakan dalam kegiatan literasi digital telah lengkap. Dosen juga memberikan arahan terakhir sebelum mereka berangkat, memastikan setiap mahasiswa memahami perannya masing-masing.
Setelah sarapan bersama dengan hidangan sederhana yang disediakan oleh penduduk setempat, mereka segera berangkat menuju sekolah. Perjalanan singkat menuju sekolah terasa menyenangkan, diiringi canda tawa dan semangat pagi yang tinggi. Meski hanya lima menit dari villa, perjalanan ini dipenuhi antusiasme, seolah mereka tidak sabar untuk segera memulai hari kedua pengabdian.
Sesampainya di SMAN Nambi, para siswa sudah menanti dengan penuh rasa ingin tahu. Para mahasiswa dan dosen segera memulai persiapan teknis untuk sesi literasi digital, memeriksa kembali perangkat dan materi yang akan digunakan. Pagi itu, mereka berencana memperkenalkan kepada para siswa konsep dasar literasi digital, pentingnya pemahaman teknologi dalam kehidupan sehari-hari, serta cara menggunakan internet dan perangkat digital dengan bijak.
Kegiatan literasi digital menjadi fokus utama di hari ini. Para mahasiswa, bersama dengan dosen yang mendampingi, mengajarkan cara mencari informasi yang benar di internet, menggunakan aplikasi ataupun perangkat lunak lainnya, dan menjaga keamanan data pribadi di dunia maya. Mereka juga mengenalkan siswa pada berbagai platform belajar online yang dapat dimanfaatkan untuk memperluas pengetahuan mereka. Para siswa terlihat antusias saat diperlihatkan cara membuat presentasi digital dan video sederhana, keterampilan yang mungkin tidak mereka dapatkan di kelas reguler.
Setelah sesi literasi digital, kegiatan dilanjutkan dengan sesi berbagi tentang pentingnya membaca buku di era digital. Para mahasiswa dan dosen menjelaskan bahwa meskipun teknologi menawarkan berbagai sumber informasi, buku tetap menjadi salah satu sumber pengetahuan yang paling mendalam. Para siswa diajak berdiskusi tentang bagaimana membaca buku dapat membantu mereka berpikir kritis, memperkaya kosakata, dan memperluas wawasan. Beberapa mahasiswa berbagi pengalaman pribadi tentang buku yang mengubah cara pandang mereka terhadap dunia, memotivasi para siswa untuk menggali lebih banyak buku dan mendapatkan inspirasi dari sana.
Untuk menambah semangat dan melibatkan kreativitas siswa, para mahasiswa mengadakan lomba membuat poster digital dengan tema "Pentingnya Membaca Buku". Di bawah bimbingan dosen, para siswa diberi waktu untuk membuat poster menggunakan aplikasi desain sederhana seperti Canva atau Microsoft PowerPoint. Dalam poster tersebut, mereka diminta menyampaikan pesan yang menarik tentang pentingnya membaca, dengan visual yang kreatif dan informatif. Para mahasiswa memberikan panduan dasar tentang desain, seperti penggunaan warna, tipografi, dan tata letak yang efektif.
Suasana semakin meriah ketika hasil karya siswa dipresentasikan di depan kelas. Setiap siswa dengan bangga menjelaskan poster yang mereka buat, berbagi pesan dan ide mereka tentang mengapa membaca buku sangat penting. Beberapa poster menunjukkan kreativitas luar biasa dengan gambar-gambar yang mencolok dan pesan-pesan yang kuat. Setelah semua karya dipresentasikan, para mahasiswa dan dosen bersama-sama menilai poster berdasarkan kreativitas, pesan, dan desain keseluruhan.
Pemenang lomba poster diumumkan dengan sorak-sorai penuh semangat. Hadiah berupa buku-buku menarik diberikan kepada pemenang, dan semua peserta mendapatkan apresiasi atas usaha mereka. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan literasi digital, tetapi juga menekankan pentingnya membaca buku sebagai pondasi dalam menghadapi era digital. Para siswa tampak termotivasi, dan semangat membaca serta berkreasi terpancar dari wajah mereka.
Ketika sore hari, setelah kegiatan di sekolah usai, para mahasiswa bersama dosen, guru dan siswa berkumpul di aula sekolah. Mereka berbincang tentang masa depan, mimpi, dan harapan. Momen-momen sederhana ini semakin mempererat hubungan mereka, sekaligus memberikan para mahasiswa dan dosen wawasan tentang kehidupan di pulau kecil yang jauh dari hiruk-pikuk kota.
Selain berbicara tentang keseharian, mereka juga mengadakan sesi berbagi mengenai masa depan dan dunia perkuliahan. Para mahasiswa, didampingi oleh dosen, berbagi pengalaman tentang perbedaan kehidupan kampus dengan masa sekolah, tantangan yang dihadapi, serta peluang yang dapat diraih melalui pendidikan tinggi. Dosen yang berpartisipasi juga memberikan perspektif berharga, memotivasi para siswa untuk terus bermimpi besar meskipun tinggal di pulau yang jauh dari pusat kota.
Sesi ini menjadi momen penting bagi para siswa untuk bertanya tentang jurusan kuliah, beasiswa, hingga tips sukses dalam menghadapi peralihan dari sekolah ke dunia kampus. Para mahasiswa, dengan antusias, menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, berbagi cerita tentang perjuangan mereka masuk universitas, serta memberikan gambaran nyata tentang kehidupan mahasiswa yang penuh tantangan namun juga dipenuhi peluang. Diskusi ini membuka wawasan para siswa, yang mulai membayangkan diri mereka di bangku perkuliahan, mengejar mimpi yang lebih besar.
Di samping itu, para mahasiswa dan dosen mengingatkan bahwa pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik, dan bahwa lokasi atau latar belakang bukanlah penghalang untuk mencapai impian. Dengan semangat yang menyala-nyala, para siswa semakin termotivasi untuk melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi, membawa cita-cita mereka dari Pulau Pramuka ke dunia yang lebih luas.
Pada hari terakhir ini, sebelum berpisah, para siswa, mahasiswa, dan dosen berada di aula sekolah untuk acara penutupan. Salah satu siswa, dengan penuh haru, mengucapkan terima kasih kepada para mahasiswa dan dosen atas ilmu serta pengalaman yang telah mereka bagikan. Para guru juga menyampaikan rasa syukur mereka, mengingat bahwa literasi membaca dan digital yang diajarkan oleh dosen dan para mahasiswa akan sangat membantu siswa untuk lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
Setelah menyelesaikan kegiatan di sekolah, suasana terasa campur aduk antara haru dan kebahagiaan. Para siswa, mahasiswa, dan dosen berkumpul di aula sekolah untuk acara penutupan, di mana tawa dan senyum masih mendominasi meskipun momen perpisahan semakin dekat. Salah satu siswa, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada para mahasiswa dan dosen atas segala ilmu, inspirasi, dan pengalaman yang telah mereka bagikan selama beberapa hari terakhir. Para guru juga turut memberikan apresiasi, mengungkapkan bahwa pelatihan literasi membaca dan literasi digital ini akan menjadi bekal penting bagi para siswa dalam menghadapi dunia yang semakin maju dan kompetitif.
Setelah kegiatan di sekolah selesai, para mahasiswa, bersama dengan dosen, memanfaatkan waktu sore dengan berjalan-jalan santai di sekitar Pulau Pramuka. Udara segar dan pemandangan matahari yang mulai terbenam menciptakan suasana yang tenang dan menyegarkan. Sambil menikmati pemandangan laut yang indah, mereka berbincang tentang pengalaman hari itu, tertawa bersama, dan mempererat momen kebersamaan di antara mereka. Pulau yang tenang memberikan kesan damai, jauh dari hiruk-pikuk kota. Langit jingga senja menyapa, menciptakan atmosfer tenang dan damai di pulau kecil tersebut.
Dengan langkah perlahan, mereka berjalan menyusuri pantai, merasakan hembusan angin laut yang lembut, dan berbincang tentang pengalaman selama di pulau serta rencana masa depan. Suara tawa dan canda masih terdengar. Tidak hanya menikmati pemandangan, mereka juga memutuskan untuk mencicipi jajanan lokal khas Pulau Pramuka. Mereka berhenti di salah satu warung kecil yang menyajikan berbagai makanan ringan seperti papeda, telur gulung, dan minuman segar Pop Ice dengan berbagai rasa. Suasana semakin hidup saat mereka menikmati jajanan sederhana ini di pinggir pantai, merasakan kenikmatan kuliner khas pulau sambil menyaksikan matahari perlahan terbenam di cakrawala.
Obrolan ringan pun terus berlanjut di antara mereka, membahas pengalaman unik yang mereka alami selama menjalankan program pengabdian ini. Beberapa mahasiswa berbagi kesan mendalam tentang interaksi dengan para siswa, sementara yang lain menceritakan momen lucu saat mengajarkan literasi digital. Kegiatan sore itu menjadi momen refleksi yang penuh kehangatan, di mana mereka merasa bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang berbagi ilmu, tetapi juga tentang mendapatkan perspektif baru dari kehidupan di pulau terpencil.
Sambil menyantap makanan, mereka bercanda dan berbagi cerita tentang pengalaman pribadi, pertemuan dengan para siswa, dan cerita lainnya. Sore itu menjadi waktu yang penuh kehangatan, di mana lelah setelah kegiatan seharian seolah sirna dengan suasana santai dan makanan lezat. Para mahasiswa, didampingi oleh dosen, merasa sangat istimewa bisa menghabiskan waktu di pulau ini, tidak hanya untuk berbagi ilmu tetapi juga merasakan kehidupan lokal yang sederhana dan menyenangkan.
Setelah berjalan-jalan di sore hari, para mahasiswa dan dosen kembali ke villa untuk mengadakan acara perpisahan yang lebih santai. Di sana, mereka menggelar acara barbeque dan bakar-bakar, menciptakan suasana hangat dan penuh kebersamaan di bawah langit malam Pulau Pramuka yang dipenuhi bintang. Aroma sedap daging dan ikan bakar bercampur dengan suara gelak tawa, sementara mereka saling berbagi cerita dan pengalaman seru selama kegiatan berlangsung. Beberapa mahasiswa berbagi cerita lucu tentang momen-momen tak terduga saat mereka memberikan materi.
Acara barbeque itu tak hanya sekadar makan bersama, tetapi juga menjadi momen berharga untuk merefleksikan perjalanan yang telah mereka lalui. Diiringi dengan suasana malam yang tenang, para mahasiswa dan dosen mengadakan sesi berbagi kecil-kecilan, di mana mereka saling menceritakan pengalaman pribadi, pelajaran hidup, dan impian masa depan.
Saat malam mulai menyelimuti Pulau Pramuka, para mahasiswa dan dosen kembali ke kamar masing-masing dengan hati yang penuh kebahagiaan. Kegiatan malam itu menjadi penutup yang sempurna untuk malam terakhir mereka di pulau ini. Mereka beristirahat dengan rasa syukur dan kenangan manis yang akan terus tersimpan dalam ingatan sepanjang hidup mereka.
Pagi harinya, mahasiswa dan dosen bangun lebih awal dari biasanya. Udara segar Pulau Pramuka yang sejuk menyapa mereka saat bersiap untuk menikmati momen spesial melihat matahari terbit di pantai. Dengan semangat yang tak kalah besar dari hari-hari sebelumnya, mereka berjalan menuju pantai untuk menyaksikan keindahan alam yang jarang mereka temui di kota. Saat langit mulai berubah warna, semburat jingga dan emas perlahan menyelimuti cakrawala. Cahaya pagi itu membangkitkan semangat baru, sekaligus menandai hari terakhir mereka di pulau ini.
Setelah menikmati pemandangan matahari terbit, mereka melanjutkan pagi dengan lari pagi di sepanjang pantai. Pasir putih yang lembut dan suara deburan ombak menjadi latar belakang yang sempurna untuk aktivitas pagi yang menyegarkan. Beberapa dari mereka bercanda dan berkompetisi kecil-kecilan, berlomba siapa yang paling cepat sampai ke titik akhir. Kegiatan ini tidak hanya menambah kebugaran fisik, tetapi juga mempererat kebersamaan mereka di hari terakhir pengabdian.
Usai lari pagi, para mahasiswa dan dosen kembali ke villa untuk sarapan bersama. Menu sederhana yaitu nasi goreng telur dan teh hangat menemani obrolan mereka tentang pengalaman dan kesan yang telah dilalui selama berada di Pulau Pramuka. Sambil menikmati sarapan, mereka berbicara tentang persiapan kepulangan dan hal-hal kecil yang ingin mereka ingat dari pulau ini. Momen sarapan pagi itu terasa istimewa, menjadi salah satu kesempatan terakhir bagi mereka untuk berkumpul dalam suasana penuh kebersamaan sebelum pulang ke Jakarta.
Setelah sarapan selesai, para mahasiswa dan dosen memanfaatkan waktu singkat untuk membeli oleh-oleh dari pedagang gerobak yang berjualan di sekitar villa dan segera bersiap-siap untuk berangkat ke dermaga. Barang-barang mereka sudah di packing rapi, dan dengan senyum penuh kenangan, mereka bergegas menuju kapal yang akan membawa mereka kembali ke kota. Meskipun ada perasaan enggan meninggalkan Pulau Pramuka, mereka merasa puas telah menjalani pengabdian ini dengan sepenuh hati. Mereka tahu, pengalaman yang mereka dapatkan di pulau kecil ini akan terus membekas dalam ingatan mereka.
Ketika para mahasiswa dan dosen naik kembali ke kapal untuk pulang, mereka merasa bahwa pengabdian ini bukan hanya tentang memberi, tetapi juga tentang menerima. Mereka membawa pulang pelajaran berharga tentang kehidupan di pulau kecil dan semangat para siswa yang besar. Dengan perasaan bangga dan hati yang penuh, mereka kembali ke Jakarta, mengetahui bahwa mereka telah meninggalkan jejak kecil di Pulau Pramuka, jejak yang semoga terus tumbuh bersama para siswa SMAN Nambi Jakarta.
Di atas kapal, suasana semakin hangat saat mereka berkumpul dan berbagi cerita dengan tawa. Ombak yang berdebur lembut dan angin sepoi-sepoi menciptakan nuansa damai, mengalihkan perhatian mereka dari perjalanan yang akan segera berakhir. Para mahasiswa dan dosen saling bertukar pandangan, mengenang momen-momen indah yang mereka lalui bersama di pulau. Tawa riang dan senyum lebar menghiasi wajah mereka, menunjukkan kedekatan yang terjalin selama pengabdian.
Saat kapal mendekati pelabuhan Jakarta, suasana sedikit berubah. Hati mereka dipenuhi rasa haru saat melihat siluet kota yang mulai tampak di kejauhan. Meski senang kembali ke rumah, mereka tahu bahwa bagian dari diri mereka akan selalu tertinggal di Pulau Pramuka. Para mahasiswa dan dosen bersiap-siap untuk berpisah setelah melewati perjalanan yang penuh kesan. Mereka saling memberi pelukan hangat, disertai senyuman yang mencerminkan kebersamaan dan pengalaman berharga yang telah mereka jalani.
Setiap langkah yang mereka jejakkan di tanah Jakarta terasa berbeda, seolah membawa semangat dan inspirasi baru yang tumbuh dari pengalaman mengabdi di Pulau Pramuka. Di dalam hati mereka, tersimpan kenangan indah dan rasa syukur yang mendalam. Pengalaman ini tidak hanya mengajarkan arti pengabdian sejati, tetapi juga memperkuat ikatan di antara mereka, membentuk memori yang akan terus dikenang sepanjang hidup. Dengan hati yang dipenuhi oleh pelajaran hidup, mereka pulang ke rumah masing-masing, siap untuk berbagi kisah dan melanjutkan perjalanan mereka dengan semangat baru yang tak tergoyahkan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H