"Kenapa si Dek, kok jadi diam saja dari tadi."
Aku menceritakan kejadian yang tadi aku lihat kepada Mama, lalu Mama menanggapi.
"Oh, bapak yang tadi ke kasir?"
"Iya Ma, yang tadi masuk ke dalam swalayan."
"Bapak itu membeli kebutuhan rumah, tadi Mama lihat bapak itu menitipkan belanjaannya ke pegawai kasir karena ada mobil yang ingin keluar. "
"Terus kenapa bapak itu membawa makanan ringan saat keluar dari swalayan?"
"Jadi, bapak itu membeli kebutuhan rumahnya menyicil menggunakan uang yang didapatkannya. Tadi bapak itu melunasi tagihannya namun ada mobil yang ingin keluar, jadi bapak itu menyerahkan uangnya ke kasir sebelum menghitungnya. Ternyata uangnya kelebihan jadi, saat bapak itu kembali, pegawai kasir memberi tahu. Bapak itu memutuskan uang lebihnya untuk dibelikan makanan ringan, karena anaknya sangat ingin makanan ringan."
"Oh begitu, Lalu kenapa bapak itu membawa makanan ringan keluar, padahal belanjaan lainnya masih dititipkan di kasir?"
"Tadi pegawai di kasir meminta maaf, karena Bapak itu pelayanan di kasir jadi sedikit lama. Lalu pegawai menjelaskan kalau anak bapak tadi selalu membantu mengatur tempat parkir sepulang sekolah. Jadi, Mama pikir mungkin anaknya sudah pulang sekolah dan bapak itu ingin segera memberikan makanan ringan ke anaknya.
Apa yang kita lihat belum tentu yang sesungguhnya terjadi. Janganlah menilai orang yang belum kita tahu sifat aslinya, seperti bapak tukang parkir tadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H