Mohon tunggu...
Narendro Dinar Putri Achwan
Narendro Dinar Putri Achwan Mohon Tunggu... Lainnya - student

XI IPS 2 (27)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Dari Balik Kaca Mobil

18 November 2020   08:25 Diperbarui: 18 November 2020   08:48 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi pribadi

Sepulang sekolah, aku menghampiri Mama yang sedang menyiapkan kantong belanja di ruang tamu.

"Maa ayo pergi, aku sudah selesai sekolahnya"

"Sebentar ya, Mama ambil tas dulu."

Tidak lama kami sudah berada di dalam mobil. Kami berencana untuk pergi ke toko kue, karena Kakak ulang tahun dan Mama sudah memesan kue untuknya.

Aku sangat bersemangat ketika masuk ke dalam toko kue.

"Ma, aku mau beli roti ini yaa."

"Eh, yang ini juga deh. Yang itu juga kelihatannya enak"

"Iyaa, ambil saja."

Aku mengambil beberapa roti dan minuman yang nampak lezat. Setelah itu aku menghampiri Mama yang sudah berada di kasir untuk membayar pesanannya.

"Yah Dek, sepertinya mereka lupa memberikan lilin deh."

"Coba sini adek lihat dulu."

"Oh iya, tidak ada Ma. Terus gimana dong Ma?"

"Yasudah, kita mampir ke swalayan sebentar tidak apa-apa kan?"

"Iya, tidak apa-apa Ma."

Mama menyalakan lampu sein kanan untuk berbelok ke swalayan tersebut.

"Kamu tunggu di dalam mobil aja ya Dek, Mama tidak lama kok."

Aku pun mengiyakan perkataan Mama, awalnya aku hanya bermain handphone di dalam mobil sembari mendengarkan radio. Namun Mama tidak kunjung kembali dari dalam swalayan. Karena bosan, aku memerhatikan sekeliling. 

Dari balik kaca mobil aku melihat seorang bapak memakai rompi orange yang nampak kotor, dengan topi berwarna coklat, dan juga sendal jepit. Ternyata bapak itu adalah tukang parkir di swalayan tersebut. 

Benar saja ketika ada mobil yang ingin keluar, bapak tersebut membantu dan orang dari dalam mobil memberinya uang lima ribu rupiah.  Hal itu nampak wajar, hingga bapak yang masih menggenggam uang masuk ke dalam swalayan. Bapak itu keluar lagi dengan membawa minuman di tangannya dan juga beberapa makanan ringan.

Tok tok tok, " Dek, tolong bukakan pintunya"

Suara Mama menyadarkan ku. Di perjalanan pulang aku masih memikirkan bapak tadi. Coba saja bapak tadi tidak menggunakan semua uangnya untuk membeli makanan ringan dan minuman, pasti ia bisa memberikan lebih banyak uang untuk menghidupi keluarganya. Mama menyadari lamunanku.

"Kenapa si Dek, kok jadi diam saja dari tadi."

Aku menceritakan kejadian yang tadi aku lihat kepada Mama, lalu Mama menanggapi.

"Oh, bapak yang tadi ke kasir?"

"Iya Ma, yang tadi masuk ke dalam swalayan."

"Bapak itu membeli kebutuhan rumah, tadi Mama lihat bapak itu menitipkan belanjaannya ke pegawai kasir karena ada mobil yang ingin keluar. "

"Terus kenapa bapak itu membawa makanan ringan saat keluar dari swalayan?"

"Jadi, bapak itu membeli kebutuhan rumahnya menyicil menggunakan uang yang didapatkannya. Tadi bapak itu melunasi tagihannya namun ada mobil yang ingin keluar, jadi bapak itu menyerahkan uangnya ke kasir sebelum menghitungnya. Ternyata uangnya kelebihan jadi, saat bapak itu kembali, pegawai kasir memberi tahu. Bapak itu memutuskan uang lebihnya untuk dibelikan makanan ringan, karena anaknya sangat ingin makanan ringan."

"Oh begitu, Lalu kenapa bapak itu membawa makanan ringan keluar, padahal belanjaan lainnya masih dititipkan di kasir?"

"Tadi pegawai di kasir meminta maaf, karena Bapak itu pelayanan di kasir jadi sedikit lama. Lalu pegawai menjelaskan kalau anak bapak tadi selalu membantu mengatur tempat parkir sepulang sekolah. Jadi, Mama pikir mungkin anaknya sudah pulang sekolah dan bapak itu ingin segera memberikan makanan ringan ke anaknya.

Apa yang kita lihat belum tentu yang sesungguhnya terjadi. Janganlah menilai orang yang belum kita tahu sifat aslinya, seperti bapak tukang parkir tadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun