"Coba sini adek lihat dulu."
"Oh iya, tidak ada Ma. Terus gimana dong Ma?"
"Yasudah, kita mampir ke swalayan sebentar tidak apa-apa kan?"
"Iya, tidak apa-apa Ma."
Mama menyalakan lampu sein kanan untuk berbelok ke swalayan tersebut.
"Kamu tunggu di dalam mobil aja ya Dek, Mama tidak lama kok."
Aku pun mengiyakan perkataan Mama, awalnya aku hanya bermain handphone di dalam mobil sembari mendengarkan radio. Namun Mama tidak kunjung kembali dari dalam swalayan. Karena bosan, aku memerhatikan sekeliling.Â
Dari balik kaca mobil aku melihat seorang bapak memakai rompi orange yang nampak kotor, dengan topi berwarna coklat, dan juga sendal jepit. Ternyata bapak itu adalah tukang parkir di swalayan tersebut.Â
Benar saja ketika ada mobil yang ingin keluar, bapak tersebut membantu dan orang dari dalam mobil memberinya uang lima ribu rupiah. Â Hal itu nampak wajar, hingga bapak yang masih menggenggam uang masuk ke dalam swalayan. Bapak itu keluar lagi dengan membawa minuman di tangannya dan juga beberapa makanan ringan.
Tok tok tok, " Dek, tolong bukakan pintunya"
Suara Mama menyadarkan ku. Di perjalanan pulang aku masih memikirkan bapak tadi. Coba saja bapak tadi tidak menggunakan semua uangnya untuk membeli makanan ringan dan minuman, pasti ia bisa memberikan lebih banyak uang untuk menghidupi keluarganya. Mama menyadari lamunanku.