Mohon tunggu...
Tarigan
Tarigan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

NORMAL PEOPLE SCARE ME

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Keluarga Broken Home terhadap Mental Anak

6 November 2020   21:47 Diperbarui: 6 November 2020   21:57 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia juga mengatakan bahwa yang terkena dampak terbesar dari perpisahan bukan hanya dia tetapi juga adik perempuannya, ia mengatakan bahwa keluarga yang dia harapakan adalah keluarga yang bisa saling mengerti satu sama lain, keluarga yang menolong saat jatuh, keluarga yang saling menguatkan dan lain sebagainya, ia mengatakan jika bisa dia ingin ayah dan ibunya kembali lagi.

Bagaimana solusi dari permasalahan broken home

1. Menjaga Komunikasi antara Keluarga

2. Waktu Orangtua yang seharusnya lebih banyak untuk anak

3. berpikiran Positif dalam segala masalah, dan sebagainya.

Jadi dapat disimpulkan Broken home sangat berpengaruh besar pada mental seorang anak. Hal inilah yang mengakibatkan seorang anak jadi tidak ingin beprestasi. Hal ini juga merusak jiwa anak secara perlahan-lahan dan membuat mereka menjadi susah untuk diatur, tidak disiplin dan brutal. Mereka juga bisa dibilang menjadi pemicu dari suatu kerusuhan karena mereka ingin mencari simpati dari teman-temannya bahkan dari para guru. Untuk menyikapi hal ini perlu diberikan perhatian dan pengerahan yang khusus agar mereka mau sadar dan mau berprestasi. Masa remaja merupakan masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan . Pada masa inilah remaja akan mulai melakukan banyak hal-hal yang negative pada umumnya. Mereka akan mulai lebih mendengarkan teman-temannya daripada orangtua atau keluarga.

Mereka akan lebih percaya perkataan orang lain daripada perkataan orang tuanya. Jika tidak disikapi dengan benar, hal ini dapat membuat anak lebih merasa tidak nyaman di keluarga dan yang akhirnya membuat mereka bisa kabur dari rumah karena keluarga merupakan tempat pertama bagi seorang anak untuk belajar berinteraksi sosial. Jadi , di sini keluargalah yang bertanggung jawab dalam perkembangan sosial anak. Pada hakekatnya, keluargalah wadah pembentukan masing-masing anggotanya terutama anak remaja yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya , selain sebagai pembentukan masing -- masing anggota terutama anak peranan terpenting dalam keluarga memenuhi kebutuhan anak baik kebutuhan fisik maupun psikis.

Tidak luput dari kenyataan yang ada bahwa semakin hari semakin banyak keluarga yang mengalami broken home. Beberapa kasus diantaranya mungkin disebabkan oleh perselingkuhan , perbedaan prinsip hidup atau sebab-sebab lainnya yang bisa disebabkan oleh masalah internal maupun eksternal dari kedua belah pihak.

Pastinya, kasus-kasus broken home itu sama halnya dengan kasus -- kasus sosial lainnya. Inti dari permasalahan ini adalah komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan yang terutama adalah suami-istri, karena memburuknya komunikasi diantara suami -- istri ini seringkali menjadi pemicu utama dalam keluarga broken home. Oleh sebab itu , sangatlah penting rasa saling percaya, saling terbuka diantara keduanya agar terjadi komunikasi yang efektif. Dalam keadaan ini, kematangan kepribadianlah yang menentukan penerimaan peran dari pasangan komunikasinya.

Dampak dari Broken Home ini adalah hancurnya keluarga yang diakibatkan perpisahan kedua orang tua. Perpisahan ini bisa terjadi karena salah satu orang tua mencari pasangan lain. Faktor lain perpisan ini, karena orang ketiga, seperti keluarga suami atau istri. Perpisahan ini mengakibatkan dampak buruk yang besar terhadap anak. Anak akan cenderung mempunyai trauma akan pernikahan, karena yang ia tahu pernikahan akan berakhir dengan perceraian.

Semua manusia tentu tidak ingin lahir dan tumbuh, berkembang dari keluarga broken. Namun, tidak ada yang dapat menghindari jika sudah terjadi. Karena itu, saran dari penulis, walaupun terlahir menjadi anak broken home kita seharusnya selalu menanamkan dihati kia bahwa anak broken home bukanlah anak yang berantakaan, ataupun anak yang egois. Kita harus membuktikan kepada orangtua bahwa kita pasti sukses dimasa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun