Mohon tunggu...
Tarigan
Tarigan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

NORMAL PEOPLE SCARE ME

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Keluarga Broken Home terhadap Mental Anak

6 November 2020   21:47 Diperbarui: 6 November 2020   21:57 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya telah mewawancarai anak yang terkena broken home. Anak itu mengatakan bahwa broken home terjadi di keluarganya karena ayah dari anak tersebut menikah lagi. Ia tak tau pasti umur berapa ayahnya menikah lagi. Ia mengatakan kira-kira pada saat itu umur ayahnya 39 tahun, anak itu mengatakan bahwa perpisahan orangtuanya terjadi sejak ia duduk dibangku Sekolah Dasar.

Ia mengatakan kedua orangtuanya sering bertengkar. Pertengkaran antara ayah dan ibunya sering terjadi dikarenakan ayahnya ketahuan berbohong. Ia bersyukur tidak pernah menjadi sasaran kemarahan kedua orangtuanya. Namun, ia mengaku pertengkaran itu yang membuatnya sering ketakutan.

Ia mengatakan perubahan terbesar sikap ayahnya ialah ayahnya sudah tidak terlalu dekat dengan mereka, dikarenakan mereka sudah tinggal dengan ibu mereka dikota yang berbeda, ayahnya mulai lepas tangan untuk memenuhi kebutuhan mereka, ia merasa sangat kecewa dengan ayahnya yang mulai lepas tangan dengan mereka, ia sedih dengan ibunya yang sekarang sudah menjadi ibu tunggal yang harus bekerja sendirian.

Ketidak harmonisan sebuah keluarga, terkadang dipicu pihak ketiga, misalnya keluarga suami atau istri. Hal itu ditutur narasumber kepada penulis. Menurutnya, keluarga ayah dan ibunya saling mengadu domba orang tuanya. Hal itulah yang memicu pertengakaran semakin sering terjadi.

Bagaimana mungkin broken home akan sangat mempengaruhi keluarga ?

Broken home akan sangat mempengaruhi keluarga karena broken home adalah permasalahan yang terjadi karena kedua orangtua, hal ini sangat mempengaruhi keluarga dan terutama akan berdampak negatif kepada anak. Anak yang terkena broken home akan memiliki perasaan bahwa dia adalah anak yang tidak memiliki keluarga utuh, dia akan merasa terintimidasi oleh teman- teman sekitarnya, karena teman- temannya memiliki keluarga yang utuh.

Seperti pengakuan anak korban broken home yang penulis wawancarai. Anak itu mengatakan dampak dari perpisahan orangtuanya ia menjadi anak yang mudah marah, egois, dan keras kepala.

Siapa yang akan terkena dampak besar terhadap broken home ?

Yang terkena dampak besar terhadap broken home adalah anak, dimana anak akan merasa terkucilkan dikalangan masyarakat, anak akan malu karena berasal dari keluarga yang berantakan. Dikutip dari Skripsi Meydina Syaputri Riami dampak terbesar broken home terhadap anak adalah membuat anak merasa syok, panik, kebingungan, tidak yakin, salah paham, dan menimbulkan kemarahan pada orang tua, sehingga saat anak-anak tumbuh menjadi dewasa maka dia akan menolak hubungan dekat dengan pasangan karena mereka menduga bahwa pasangannya akan meninggalkannya sewaktu-waktu atau secara tiba-tiba seperti yang terjadi pada orang tuanya.

Meski anak selalu menjadi korban broken home, namum tidak semua anak membenci orang tuanya. Seperti dituturkan narasumber kepada penulis.

Ia mengatakan bahwa ia tidak membenci ayahnya, tetapi ia sangat kecewa terhadap perilaku ayahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun